Rabu 29 Dec 2021 06:54 WIB

Satgas: Pemerintah Fokus Pertahankan Kasus Covid-19 Tetap Rendah

Perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia masih terkendali hingga saat ini

Rep: dessy suciati saputri/ Red: Hiru Muhammad
Foto udara Rumah Susun Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (20/12/2021). Pemprov DKI Jakarta menyiapkan Rumah Susun Nagrak sebagai lokasi karantina Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari luar negeri setelah Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran diisolasi menyusul adanya temuan kasus pertama COVID-19 varian Omicron.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Foto udara Rumah Susun Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (20/12/2021). Pemprov DKI Jakarta menyiapkan Rumah Susun Nagrak sebagai lokasi karantina Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari luar negeri setelah Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran diisolasi menyusul adanya temuan kasus pertama COVID-19 varian Omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia masih terkendali hingga saat ini. Penurunan jumlah kasus saat ini bahkan hampir mencapai 100 persen atau 99,6 persen sejak puncak kasus lonjakan kedua pada Juli lalu.

“Artinya, jika kita bisa mencapai 100 persen penurunan dari puncak kasus tertinggi tersebut atau 0,4 persen lagi, maka tidak ada lagi penambahan kasus positif dan kita dapat bebas dari Covid-19,” jelas Wiku saat konferensi pers, dikutip pada Rabu (29/12).

Baca Juga

Wiku mengatakan, upaya untuk mempertahankan kasus agar tetap rendah dan mengendalikan kenaikan kasus sedini mungkin menjadi fokus utama pemerintah saat ini. “Mempertahankan kasus agar tetap rendah dan mengendalikan kenaikan kasus sedini mungkin masih harus menjadi fokus utama kita di tahun yang akan datang,” ucapnya.

Berbagai upaya pun telah dilakukan pemerintah sepanjang tahun ini, di antaranya yakni meningkatkan jumlah tempat tidur rumah sakit rujukan, laboratorium rujukan, fasilitas isolasi terpusat, dan juga posko tingkat desa atau kelurahan. Ia menjelaskan, jumlah tempat tidur ruang isolasi dan ICU rumah sakit rujukan saat ini telah meningkat menjadi 81 ribu dari sebelumnya 45 ribu pada awal 2021.

Selain itu, angka keterisian tempat tidur atau BOR isolasi saat ini hanya sebesar 2,24 persen dan BOR ICU sebesar 3,88 persen. Sedangkan pada jumlah laboratorium rujukan Covid-19 juga mengalami peningkatan yang saat ini sebanyak 902 laboratorium dari sebelumnya hanya 510 laboratorium pada Januari 2021.

Pada tempat tidur isolasi terpusat, Satgas mencatat terdapat sebanyak 20 ribu tempat tidur isolasi terpusat di berbagai daerah per Juli 2021. Menurut Wiku, tempat isolasi terpusat ini siap untuk diaktifkan kembali jika dibutuhkan.

Sementara pada jumlah posko di desa atau kelurahan juga tercatat telah terbentuk hingga 29 ribu posko sepanjang 2021 atau sebanyak 35,81 persen dari total desa atau kelurahan yang telah memiliki posko. “Angka ini tentunya masih harus terus ditingkatkan mengingat posko merupakan garda terdepan di tingkat mikro dalam penanganan Covid-19,” jelas Wiku.

Wiku menyampaikan, seluruh modal yang telah ditingkatkan tersebut menunjukan kemampuan adaptasi, kesigapan, dan resiliensi seluruh lapisan masyarakat dalam penanganan pandemi.“Hal inilah yang menjadi modal penting bagi kita untuk terus bertahan melawan tantangan pandemi yang dinamis, termasuk varian Omicron yang saat ini kita hadapi dan bahkan keluar dari pandemi Covid-19 di masa yang akan datang,” kata Wiku.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement