REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Barigade Ulama Muda Indonesia (BUMI) menyerukan agar dinamika Muktamar NU ke 34 tidak menciptakan poros diametral yang saling berhadap-hadapan. Ketua Umum BUMI, HM Faris Fuad Hasyim atau akrab disapa Gus Faris mengharapkan semua pihak, termasuk tim sukses kandidat untuk mengedepankan akhlak sebagaimana dicontohkan para pendahulu NU.
Sebagai generasi muda penerus Nahdlatul Ulama, Gus Faris menjelaskan ada 30-an muktamar yang sudah dilewati NU. "Semuanya memberikan kita uswah bagaimana menghadapi dinamika di arena muktamar dengan tetap mengedepankan keutuhan dan kesolidan jamiyah," kata Gus Faris.
Gus Faris menegaskan, sebagai generasi muda tidak ingin diwarisi konflik atau perpecahan. "Jangan wariskan konflik muktamar kepada generasi muda, kita tidak mau. Malu sama orang tua kita, guru-guru dan para muasis NU," kata cucu KH Abbas Buntet Pesantren.
Sebagai ulama muda, Gus Faris dan para Gawagis memohon dan berharap kepada sesepuh-sesepuh NU untuk turun langsung membimbing muktamirin agar tidak terseret pada ego dan fanatisme dukung-mendukung. "Siapa pun kandidat Ketua Umum PBNU, beliau semua adalah figur terbaik yang kita miliki saat ini," ujarnya.
Muktamar NU, kata Gus Faris, selalu jadi sorotan umat. Karena itu, ia mengajak agar NU menunjukkan kepada masyarakat dan umat berhasil melewati badai. "Mari kita tunjukkan pada publik bahwa sebagai organisasi terbesar NU selalu berhasil melewati badai dan gelombang dengan selamat," kata Gus Faris.