Senin 20 Dec 2021 14:46 WIB

Vaksinasi Bantu Tingkatkan Kekebalan Cegah Penularan Omicron

Banyak hoaks beredar seputar varian Covid-19 baru Omicron

Banyak hoaks beredar seputar varian Covid-19 baru Omicron. Ilustrasi Covid-19 varian Omicron
Foto: Pixabay
Banyak hoaks beredar seputar varian Covid-19 baru Omicron. Ilustrasi Covid-19 varian Omicron

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Vaksinasi membantu meningkatkan kekebalan namun kewaspadaan tetap harus ditingkatkan untuk mencegah penularan varian omicron. 

Dengan melakukan vaksinasi berarti ikut melindungi kelompok masyarakat yang tidak bisa menerima vaksinasi seperti lansia atau bayi. 

Baca Juga

Hal ini merupakan kesimpulan Talkshow Anti-hoax dengan tema “Virus Corona Varian Omicron: Apa dan Bagaimana Menghadapinya?” yang digelar Fakultas Farmasi UI (FFUI), akhir pekan lalu, Sabtu (18/12)  

Dalam menghadapi kondisi pandemi dengan munculnya varian omicron, masyarakat diharapkan lebih bersabar, menerapkan protokol kesehatan, jangan panik, melakukan vaksinasi lengkap, berdoa, dan terus berprasangka baik pada Tuhan Yang Maha-Esa. 

Pendapat ahli mikrobiologi dan pemerhati vaksin, Prof Dr apt Maksum Radji M Biomed, mengatakan mutasi virus normal terjadi pada proses replikasi virus. Tidak semua mutasi menyebabkan virus lebih berbahaya, data yang ada rata-rata hanya 4 persen mutasi yang membuat virus lebih berbahaya. 

Dia menyebutkan, terjadinya infeksi virus yang berbeda pada saat bersamaan juga berpotensi menyebabkan mutasi pada virus. “Virus sendiri membutuhkan inang untuk replikasi sehingga tujuan vaksinasi mencapai herd immunity berperan penting untuk memberi kekebalan inang,” kata dia dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Senin (20/12). 

Purnabakti guru besar FFUI tersebut menjelaskan, varian omicron mengalami mutasi signifikan pada gen S pembentuk spike virus. Salah satu tanda awal pada pemeriksaan PCR seseorang terinfeksi varian omicron adalah hasil PCR pada gen S tidak menunjukkan hasil positif, namun gen nukleokapsid dan envelope positif. 

Dia menambahkan, replikasi varian omicron pada saluran pernafasan 10 kali  lebih cepat dari varian yang lain, namun di paru-paru replikasinya lebih lambat yang menyebabkan varian omicron lebih cepat menular namun keparahannya tidak signifikan.

Hal tersebut diperkuat dengan penjelasan dokter spesialis paru yang berpraktik di RSUI, dr Hario Baskoro, SpP, PhD dan apt Tri Kusumaeni, yang berpraktik di RSUP Persahabatan.  Keduanya menyatakan tidak ada peningkatan jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RSUI ataupun RSUP Persahabatan.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement