REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wisuda offline di masa pandemi Covid-19, menjadi hal yang dihindari. Jangankan prosesi wisuda, semua kegiatan yang menimbulkan kerumunan tidak diperbolehkan terselenggara.
Selama dua tahun, Indonesia menunda kegiatan-kegiatan besar yang sedianya terselenggara secara offline. Akan tetapi, tahun ini, angka penyebaran Covid-19 terus menurun. Maka pemerintah pun memperbolehkan menggelar kegiatan secara offline, tak terkecuali prosesi wisuda. Dengan syarat, menerapkan protokol kesehatan dan semua orang yang mengikuti kegiatan, harus sudah divaksin.
Prosesi wisuda Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Yogyakarta menyelenggarakan wisuda yang ke-28, secara offline di The Rich Jogja Hotel, Yogyakarta, pada Jumat (10/12) lalu. Pelaksanaan wisuda kali ini, digabung dengan prosesi wisuda Universitas BSI kampus Solo, yang pertama.
Rektor Universitas BSI, Dr Mochamad Wahyudi, yang memimpin jalannya upacara wisuda mengucapkan selamat dan terima kasih kepada seluruh wisudawan, karena telah mampu menyelesaikan studinya di Universitas BSI. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua wisudawan, karena telah mempercayakan Universitas BSI sebagai kampus tempat anaknya belajar.
“Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh orang tua, karena sudah mempercayakan Universitas BSI sebagai tempat belajar putra/i nya. Namun, kami juga memohon maaf karena situasi dan kondisi yang masih belum memungkinkan pelaksanaan digelar secara normal. Pihak orang tua/wali tidak bisa menyaksikan sidang wisuda anak-anaknya secara langsung,” katanya, Jumat (10/12).
Sementara itu, Erlangga Brahmanto, wakil ketua wisuda Universitas BSI kampus Yogyakarta mengatakan, penerapan protokol kesehatan sudah diterapkan secara baik. Mulai dari pendataan mahasiswa yang sudah divaksin, sebelum masuk, wisudawan di cek suhu tubuhnya dengan termoscan, serta scan barcode PeduliLindungi.
"Kita siapkan mulai dari perizinan dari pihak satgas kelurahan sampai kabupaten. Setelah izin turun, dengan persyaratan yang ketat, akhirnya disetujui menggelar wisuda offline dari Satgas Covid-19, tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat," katanya usai diwawancarai setelah acara.
Menurutnya, panitia juga sudah menyiapkan masker dan hand sanitizer, dan para wisudawan harus memakai sarung tangan latex dari rumahnya masing-masing. Dalam prosesi wisuda kali ini, wisudawan bisa didampingi oleh pendamping, yang bisa masuk ke ruangan wisuda.
"Karena di Yogya pembatasannya level 2. Kita juga lihat ruangan yang terlalu gede, dan kita ambil keputusan agar satu pendamping bisa hadir, lalu disetujui oleh Satgas Covid-19," ujarnya.
Selain itu, para pendamping/orang tua juga harus sudah menerima vaksin minimal dosis pertama. Jika belum, maka para pendamping dan wisudawan harus menunjukkan hasil negatif antigen, dalam 1x24 jam.
"Orang tua juga harus sudah menerima vaksin minimal dosis pertama. Kalau ada yang belum vaksin, harus menunjukkan hasil negatif antigen dalam 1x24 jam," papar Erlangga.
Dalam wisuda yang berlangsung khidmat dan tertib ini, Erlangga juga menyampaikan pesan kepada para wisudawan yang hadir. "Semoga para wisudawan bisa cepat mendapatkan pekerjaan. Akan tetapi jangan sampai lengah, wisuda merupakan langkah pertama menuju gerbang kesuksesan. Jangan terlena karena sudah wisuda, sejatinya ini sebagai proses perjuangan semata. Jadi masih berjuang," jelasnya.
Wisuda kali ini juga berlangsung secara online, melalui live streaming pada platform Youtube di channel BSITVOfficialChannel. Sementara itu, wisuda Universitas BSI kampus Yogyakarta, mengumumkan 2 wisudawan terbaik dari masing-masing program studi (prodi). Pertama dari Prodi Sistem Informasi (D3), Niken Widyastuti dengan IPK 3,94 serta dari Prodi Perhotelan (D3), Srimaharani dengan IPK 3,98.
Mereka berdua berhak mendapatkan beasiswa dari kampus Universitas BSI untuk melanjutkan kuliah ke jenjang lebih tinggi lagi.