Senin 13 Dec 2021 13:22 WIB

Cerita Petani Desa Jagoan: Hemat Listrik Sakpole

Ada 33 sumur bor di Boyolali yang menerima bantuan listrik sampai ke tengah sawah.

Rep: Agus Raharjo/ Red: Dwi Murdaningsih
Ketua Kelompok Tani Subur Desa Jagoan, Boyolali, Pardi menunjukkan sistem pengairan sawahnya yang sudah menggunakan listrik dari PLN, di Boyolali, Jawa Tengah, Senin (6/12).
Foto:

 

Sementara, Manajer PLN UP3 Klaten Elpis J Sinambela menegaskan, PLN berupaya ikut mendorong meningkatnya perekonomian masyarakat terutama petani, melalui program Electrifying Agriculture. Ia mengaku, biaya yang dikenakan kepada para petani di Desa Jagoan untuk daya 3500 VA sebesar Rp 3.411.000,00. Electrifying Agriculture menjadi salah satu sektor program Tanjung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN. 

Berdasarkan data PLN per Oktober 2021, pelanggan Electrifying Agriculture sudah mencapai 152.895. Paling banyak adalah pelanggan yang bergerak di bidang pertanian sekitar 60 persen, peternakan 21 persen, perikanan sekitar 17 persen, dan dua persen di bidang perkebunan.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menuturkan, Electrifying Agriculture menjadi salah satu strategi mengatasi kelebihan pasokan listrik. Dua strategi lain, yakni memasifkan kendaraan listrik atau Electrifying Lifestyle dan menyasar captive market. Darmawan mengaku PLN ingin menggantikan alat operasional pertanian maupun petambak ikan yang sebelumnya diesel menjadi berbasis listrik.

"Petani dan petambak jadi lebih hemat dan peralatan jauh lebih tidak bising dan bisa meningkatkan produktivitas petani dan petambak," ujar Darmawan, dikutip dari laman resmi PLN, Senin (6/12).

Menteri BUMN Erick Thohir imenilai program Electrifying Agriculture cocok untuk menjaga ketahanan pangan, terutama di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini. Ia menilai pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas bisa membantu masyarakat Indonesia melewati krisis pangan yang diprediksi Food and Agriculture Organization (FAO). Paguyuban Kelompok Tani Subur dan Dadimulyo di Desa Jagoan, Boyolali menjadi salah satu contoh pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas ini.

 

"Penting sekali dalam situasi pandemi Covid-19 kita jangan terus tertekan atau bertahan, kita harus bangkit. Ekonomi komunitas adalah suatu kunci, karena itu saya senang sekali bagaimana komunitas yang ada di sekitar kelurahan bisa mulai mandiri," kata Erick dikutip dari laman PLN, Selasa (26/10). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement