Jumat 10 Dec 2021 00:52 WIB

Pakar: Perlu Kombinasi Metode Pengamatan di Semeru

Metode pengamatan aktivitas gunung api di Gunung Semeru perlu dikombinasikan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agung Sasongko
Gunung Semeru mengeluarkan guguran lava pijar terlihat dari Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (9/12/2021). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi meminta warga di sekitar kawasan Gunung Semeru tetap waspada karena potensi erupsi Gunung Semeru masih bisa terjadi.
Foto:

Pakar geografi UGM, Dr Agung Harijoko menerangkan, saat ini area kawah Jonggring Seloko terdapat aliran lava yang muncul sejak Agustus 2020. Morfologi punggungan yang memanjang sejauh 1-2 kilometer menuruni lereng ke arah tenggara Semeru.

Sepanjang 2021, mengalami guguran beberapa kali pada Agustus, Mei, Februari dan Januari. Endapan guguran lava dapat mencapai 4,5 kilometer dari puncak. Lava andesit umumnya 800 derajat celcius, sedangkan guguran lava 300-400 derajat celcius.

Pada 4 Desember 2021 sekitar 15.20, data PVMBG menunjukkan ada aliran lahar yang terbentuk tingginya intensitas hujan di area puncak Semeru. Disusul ada guguran lava bertemperatur tinggi yang bergerak menuruni lereng dengan kecepatan tinggi.

Kontak guguran lava bertemperatur tinggi dan tubuh air aliran lahar menghasilkan proses thermal shock menyebabkan terjadinya erupsi sekunder di lereng. Proses erupsi hasilkan kolom abu setinggi 15 kilometer dengan temperatur relatif rendah.

 

"Abu vulkanik bergerak ke arah barat daya. Campuran material awan panas guguran dan lahar tersebut terus bergerak menuruni lereng tenggara melalui Sungai Besuk Kobokan dan menutup Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang," kata Agung. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement