Senin 06 Dec 2021 21:30 WIB

IDAI Siagakan Relawan di Lokasi Erupsi Gunung Semeru

Relawan IDAI berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memaksimalkan bantuan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Fuji Pratiwi
Kondisi Dusun Curah Kobokan, Desa Supitarang, Kabupaten Lumajang, Senin (6/12). Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menurunkan Satgas Bencana IDAI untuk membantu para tenaga kesehatan di wilayah bencana erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Kondisi Dusun Curah Kobokan, Desa Supitarang, Kabupaten Lumajang, Senin (6/12). Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menurunkan Satgas Bencana IDAI untuk membantu para tenaga kesehatan di wilayah bencana erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengirimkan sejumlah dokter spesialis anak yang tergabung dalam Satgas Bencana IDAI untuk membantu para tenaga kesehatan di wilayah bencana erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur.

Ketua Umum IDAI, Dr Piprim Basarah Yanuarso, mengatakan, Tim Relawan Satgas Bencana IDAI dan anggota IDAI di wilayah terdekat sudah melakukan penyisiran awal. Mereka memetakan kondisi kesehatan serta melakukan pelayanan kesehatan bagi korban bencana erupsi Gunung Semeru, khususnya anak-anak. 

Baca Juga

"Kami juga akan berkoordinasi dengan pemerintah setempat, fasilitas kesehatan setempat, serta IDI Cabang dan Badan Penanganan Bencana Daerah di wilayah tersebut agar dapat memaksimalkan potensi bantuan dari Relawan Satgas Bencana IDAI," kata dia, Senin (6/12). 

Tim Satgas bencana IDAI dibagi menjadi dua ke area terdampak di Lumajang yaitu di wilayah Kecamatan Pronojiwo dan kecamatan Candipuro. Ketua Satgas Bencana IDAI yang memimpin penyisiran di Kecamatan Pronojiwo, Dr Kurniawan Taufiq Kadafi, SpA(K), memaparkan, alur rujukan korban bencana di wilayah tersebut akan dibantu oleh pemerintah kabupaten dan pemerintah Kota Malang.

Pada saat penyisiran di wilayah tersebut melalui empat titik pengungsian. Yaitu, Kantor desa Oro-Oro Ombo, SDN 2 dan SDN 4 Oro-Oro Ombo, serta Masjid Oro-Oro Ombo belum ditemukan korban dewasa dan anak yang mengalami luka bakar. Keempat titik pengungsian tersebut menampung pengungsi dari desa terdampak yaitu desa Supit Urang.

Dalam penyisiran awal di wilayah Kecamatan Pronojiwo tersebut, Dr Kurniawan Taufiq Kadafi bersama dengan anggota IDAI Malang dr Daendy Nova juga membagikan 2,500 masker dan cek kesehatan pengungsi. Berdasarkan hasil penyisiran, dr Kadafi mencatat wilayah tersebut saat ini membutuhkan air bersih karena pemadaman listrik membuat warga kesulitan mengakses air bersih. 

Selain itu bantuan pembalut wanita dan selimut untuk semua usia juga dibutuhkan. Sementara dari sisi makanan, dr Khadafi merekomendasikan bagi masyarakat yang hendak memberikan bantuan sebaiknya tidak dominan memberikan mi instan karena membutuhkan air bersih yang mana masih menjadi kendala utama di wilayah tersebut. Dapur umum darurat yang dibangun di SDN 02 Oro-Oro Ombo saat ini menjadi titik utama distribusi makanan siap makan bagi para pengungsi.

Sementara itu, Satgas Bencana IDAI yang juga anggota IDAI Probolinggo bertugas menyusur wilayah Kecamatan Candipuro Lumajang, dr Muhammad Reza, M. Biomed, berkoordinasi dengan IDI Lumajang untuk melakukan pelayanan kesehatan segera bagi korban bencana. Di wilayah Kabupaten Lumajang ini terdapat 7 posko pengungsian terpusat milik pemerintah kabupaten, dan 4 posko pengungsian di wilayah kisaran Candipuro. Sementara pusat penyaluran bantuan logistik berada di Pendopo Bupati dan Badan Penanggulanganan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang sebagai koordinator penerimaan dan penyaluran logistik, bantuan alat kesehatan dan obat-obatan terpusat di Dinas kesehatan Lumajang.

Rata-rata posko pengungsian di kisaran Candipuro berisi 40 hingga 60 anak-anak, dimana dari total seluruh pengungsian di Candipuro, 40 persen diantaranya adalah Balita. Untuk wilayah Candipuro, seluruh korban bencana yang membutuhkan tatalaksana spesialistik akan dirujuk ke RSUD Pasirian sebagai yang paling terdekat, RS Bhayangkara dan RSUD Haryoto di Lumajang. 

Hingga saat ini, dr Reza telah mendapati 2 orang remaja dengan luka bakar tingkat sedang di RSUD Pasirian, belum dijumpai adanya pasien trauma inhalan, atau kondisi infeksi lainnya dampak langsung dari erupsi. Sementara para pasien dewasa masih mendominasi dengan kondisi luka bakar ditangani di beberapa RS rujukan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement