REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rr Laeny Sulistyawati, Fauziah Mursid, Dian Fath Risalah, Antara
Anak usia 6-12 tahun di Indonesia akan segera masuk dalam program vaksinasi Covid-19. Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi Ariani Dewi Widodo mengungkap kini penelitian mengenai vaksin Covid-19 yang diberikan untuk anak-anak usia di bawah 12 tahun masih berjalan.
Ariani menjelaskan, kini ada beberapa penelitian yang sudah berjalan di dunia mengenai vaksin Covid-19 untuk anak di bawah usia 12 tahun. "Tetapi, penelitian ini terbatas pada percobaan, masih uji klinis. Belum diresmikan supaya bisa digunakan pada anak," ujarnya saat mengisi konferensi virtual FMB9, Senin (6/12).
Ia menyontohkan, Vaksin Pfizer yang sudah melakukan penelitian anak 5-11 tahun mendapatkan sepertiga dosis dewasa dan hasilnya cukup baik. Kemudian, dia menambahkan, Vaksin Sinovac sedang dalam penelitian pada anak usia mulai dari 6 bulan sampai 17 tahun di beberapa negara seperti Kenya, Chile, hingga Filipina.
Penelitian vaksin ini, dia melanjutkan, diharapkan bisa memberikan jawaban apakah Vaksin Sinovac aman digunakan anak usia kurang dari 12 tahun. Di lain pihak, ia mengungkap penelitian yang sudah dilakukan ternyata kekebalan yang ditimbulkan pada vaksin yang sama yang diberikan kepada anak dibandingkan dewasa ternyata lebih tinggi menyebabkan kekebalan tubuh pada anak.
"Jadi, kita masih berharap pada penelitian ini. Semoga apabila vaksin tersebut aman bagi anak-anak kemudian bisa diberikan segera kepada mereka di Indonesia," ujarnya.
Terkait gejala ikutan pasca imunisasi (KIPI) usai divaksin, ia menyebutkan biasanya gejala yang timbul bisa demam, bengkak lokasi suntikan, pusing, hingga sakit perut. Kemudian, dia melanjutkan, umumnya KIPI akan hilang dalam 24 jam hingga 48 jam. Kendati demikian, ia memperbolehkan kalau obat diberikan setelah gejala KIPI muncul, misalnya demam. Apalagi, kalau anak merasa tak nyaman.
"Tetapi tidak perlu memberikan obat sebelum vaksinasi. Karena terbukti bahwa pemberian obat demam sebelum pemberian vaksin Covid-19 justru membuat efektivitas vaksin jadi kurang baik," ujarnya.
Artinya, ia menegaskan obat bisa diminum hanya apabila terjadi KIPI setelah vaksinasi. Obat ini diberikan untuk mengatasi gejala yang dialami.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah terus mendorong vaksinasi Covid-19 bagi kelompok rentan dan anak-anak sebagai upaya membatasi penyebaran varian Omicron. "Dalam hal ini karena yang banyak juga terdampak adalah anak-anak, maka vaksinasi anak-anak perlu untuk terus didorong," kata Airlangga, dalam keterangan resmi usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi di Jakarta, Senin.
Airlangga mengungkap, angka vaksinasi rata-rata nasional untuk dosis pertama saat ini sebanyak 68,42 persen dan dosis kedua atau lengkap 47,55 persen dari target penerima vaksin.
"Nah masih ada sembilan provinsi yang vaksinnya kurang dari 50 persen. Yaitu Sulbar, Sulsel Maluku Utara, Sulteng, Papua Barat, Maluku, Sultra, Aceh dan Papua," ungkapnya.