Kamis 25 Nov 2021 16:50 WIB

Sudah Saatnya Hidup Guru Disejahterakan

Nasib guru, khususnya guru honorer, masih jauh dari harapan.

Seorang guru melakukan aksi teatrikal saat aksi Indonesia Darurat Guru PNS di kawasan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (Monpera), Kota Bandung, Kamis (25/11). Dalam aksi yang bertepatan dengan peringatan Hari Guru Nasional 2021 tersebut menuntut agar guru yang masih berstatus honorer bisa diangkat menjadi PNS atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Hal tersebut dikarenakan Indonesia masih kekurangan 1,3 juta guru di sekolah negeri. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto:

Oleh : Muhbib Abdul Wahab, Dosen Pascasarjana FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Apresiasi Tinggi

Hasil riset Hannele Niemi (2015), Teacher Professional Development in Finland: Towards a More Holistic Approach, menunjukkan sistem pendidikan di Finlandia itu sangat maju dengan model sekolah inovatifnya karena sistem dan model pengembangan profesionalitas guru bersifat holistik integratif dengan apresiasi tinggi dan kompensasi yang menyejahterakan dan membahagiakan guru. Rerata guru di Finlandia (2020) diapresiasi dan diberi kompensasi sebesar 3,570 Euro (sekitar Rp 60 juta per bulan).

Proses dan model pembelajaran yang dikembangkan guru di Finlandia itu bersifat aktif, interaktif, dan kreatif. Lingkungan pembelajaran dirancang sangat nyaman, kondusif, dan inspiratif. Guru diharuskan tidak hanya memiliki kompetensi profesional dan pedagogik yang mumpuni dan menginspirasi, tetapi dituntut memiliki kompetensi komunikasi efektif, berkolaborasi dalam riset, pengembangan bahan ajar, dan berpikir kreatif, inovatif, dan solutif.

Kepemimpinan dan manajemen institusi Pendidikan di Finlandia juga dinilai efektif, partisipatoris, tidak birokratis, dan berorientasi kepada tujuan dengan standar penjaminan mutu yang terukur dan terus-menerus diimprovisasi (continuous improvement). Kolaborasi lembaga pendidikan dengan keluarga, masyarakat, media massa, dan pemerintah dikembangkan secara mutualistik-partisipatoris. Dalam konteks ini, guru memperoleh apresiasi tinggi dalam mengembangkan karir, kompetensi, dan masa depan keluarga secara humanis.

Belajar dari sistem pendidikan di Finlandia, peningkatan kapasitas, profesionalitas, dan kompetensi guru Indonesia dengan kompensasi yang menyejahterakan merupakan kata kunci pembenahan sistem pendidikan nasional. Guru akan memiliki loyalitas dan dedikasi tinggi dalam mengembangkan karier keguruan dan kinerja berkualitas, apabila hidupnya sebagai manusia disejahterakan. Penyejahteraan tidak hanya terkait dengan kompensasi finansial bulanan semata, tetapi juga kesejahteraan batinnya dengan diberikan pembinaan mental spiritual, peningkatan keterampilan ICT, dan pengembangan multiliterasi (data, sains, digital, finansial, budaya, dan sebagainya).

Apresiasi tinggi terhadap dedikasi tinggi dan jasa mulia guru boleh jadi merupakan jembatan emas menuju Indonesia maju. Tidak dapat dibantah bahwa setiap posisi dan prestasi yang pernah diraih seseorang pasti ada kontribusi dari para guru yang pernah mendidiknya.

Presiden, menteri, para pejabat, polisi, tentara, pengusaha, dan sebagainya pasti menjadi peserta didik dari sekian banyak guru yang mencerdaskan, menginspirasi, dan mencerahkan mereka. Sudah saatnya mereka semua mengapresiasi perjuangan mulia, kebaikan dan dedikasi guru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement