Selasa 23 Nov 2021 21:13 WIB

Dokter: Jangan Lengah, Covid-19 Negara Tetangga Masih Tinggi

Kasus di Singapura dan Malaysia masih tinggi.

Covid 19 (ilustrasi). Kasus covid-19 di Indonesia sudah landai tetapi negara tetangga masih tinggi.
Foto: Max Pixel
Covid 19 (ilustrasi). Kasus covid-19 di Indonesia sudah landai tetapi negara tetangga masih tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis paru dan pernapasan dr Indra Yovi mengingatkan agar masyarakat tidak lengah di saat landainya kasus COVID-19 di Indonesia. Sebab, pandemi belum berakhir dan kasusnya di negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia masih tinggi.

"Pandemi belum berakhir. Permasalahan utamanya negara-negara tetangga kita masih banyak, Singapura dua ribu sampai tiga ribu kasus per hari, Malaysia 4 ribu sampai 5 ribu kasus per hari," kata Indra dalam diskusi daring tentang PPKM Level 3 Libur Natal dan Tahun Baru yang dipantau di Jakarta, Selasa (23/11).

Baca Juga

Dia mengingatkan bahwa di negara tetangga seperti Singapura bahkan persentase keterisian ruang ICU untuk pasien COVID-19 berkisar di atas 50 persen dan tertinggi pernah mencapai 68 persen. Indra berpendapat bahwa pengetatan kebijakan pergerakan masyarakat mulai diberlakukan guna mencegah terjadinya lonjakan kasus, khususnya pada periode libur Natal dan Tahun Baru di mana mobilitas masyarakat akan meningkat.

"Ini memang menjadi dasar juga kenapa kita harus memberikan kebijakan-kebijakan yang berbeda dibandingkan kondisi sekarang dalam menghadapi Natal dan Tahun Baru," katanya.

Indra juga mengakui bahwa kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia saat ini adalah yang paling nyaman untuk beraktivitas. Hal ini dilihat dari jumlah akumulasi kasus positif yang cenderung menurun, stagnan, dan rendah sekali.

Selain itu okupansi rumah sakit di bawah 5 persen, dan juga angka kematian yang rendah. Indra yang juga merupakan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Riau mengungkapkan saat ini jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit sangat rendah bahkan hampir tidak ada, saking landainya kasus.

"Saya pribadi melihat sebulan terakhir terutama di Provinsi Riau, itu kasus pasien yang dirawat cenderung sangat-sangat rendah. Seperti di rumah sakit tempat saya bekerja itu jumlahnya nol, tidak ada pasien yang kami rawat," katanya.

 
 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement