Senin 22 Nov 2021 20:37 WIB

Sinovac Menipis, Masyarakat Diminta tak Ragukan Merek Lain

Saat ini terjadi penurunan laju suntikan vaksinasi karena menurunnya stok Sinovac.

Rep: Fauziah Mursid, Antara/ Red: Andri Saubani
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 ke warga lanjut usia (lansia) saat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 massal di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Senin (22/11). Pemerintah Kota Bandung mengeklaim, kekebalan kelompok atau herd immunity sudah terbentuk di Kota Bandung seiring program vaksinasi Covid-19 yang hampir mencapai 100 persen. Selain itu, tingkat fatalitas warga yang terpapar Covid-19 semakin rendah dan tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) yang mencapai 4,5 sampai 6 persen. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 ke warga lanjut usia (lansia) saat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 massal di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Senin (22/11). Pemerintah Kota Bandung mengeklaim, kekebalan kelompok atau herd immunity sudah terbentuk di Kota Bandung seiring program vaksinasi Covid-19 yang hampir mencapai 100 persen. Selain itu, tingkat fatalitas warga yang terpapar Covid-19 semakin rendah dan tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) yang mencapai 4,5 sampai 6 persen. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat jangan ragu untuk divaksinasi menggunakan vaksin selain Sinovac yang stoknya mulai menipis. Budi memastikan, keamanan vaksin Pfizer, AstraZeneca maupun Moderna sama halnya dengan Sinovac yang selama ini banyak digunakan masyarakat.

"Tolong didorong agar semua masyarakat kita yang belum di vaksin terutama para lansia, tetap mau dan nyaman divaksin apa pun vaksinnya, AstraZeneca, Pfizer atau Moderna," ujar Budi dalam konferensi pers secara daring, Senin (22/11).

Baca Juga

Budi mengatakan demikian, lantaran saat ini terjadi penurunan laju suntikan vaksinasi yang salah satu penyebabnya karena semakin menurunnya stok vaksin Sinovac. Menurutnya, karena selama ini vaksinasi lebih banyak menggunakan Sinovac membuat masyarakat ragu dengan vaksin lain.

Budi mengatakan, justru ketiga vaksin tersebut sama baiknya dan memiliki efikasi lebih tinggi.

"Memang ada demam, sama seperti kita waktu kecil divaksin cacar juga ada demam, tidak usah khawatir, vaksin-vaksin ini sudah terbukti aman, tidak usah ragu-ragu untuk segera divaksin," katanya.

Saat ini stok vaksin yang dimiliki Indonesia sebanyak 287 juta dosis. Sebanyak 273 juta dosis sudah dikirim ke berbagai daerah, dan sebanyak 225 juta dosis sudah disuntikkan sehingga tersisa 50 juta dosis.

Budi menerangkan, jumlah stok yang tersisa tersebut masih cukup untuk dilakukan vaksinasi selama satu bulan ke depan. Budi juga melaporkan bahwa saat ini Indonesia lebih banyak mendapatkan donasi vaksin dari luar negeri lantaran produksi yang berlebih di negara maju.

"Kita sekarang lebih banyak menerima vaksin donasi dari luar negeri karena produksi vaksin di negara maju sudah berlebih untuk mereka gunakan sendiri. Dan paling banyak kita terima dalam jenis vaksin Pfizer dan Moderna," kata Budi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement