Sabtu 06 Nov 2021 14:02 WIB

Alih Fungsi Hutan Lindung Diduga Penyebab Banjir Kota Batu

Profauna: 90 persen hutan lindung sudah menjadi lahan pertanian

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Lembaga Protection of Forest & Fauna (ProFauna) Indonesia menemukan alih fungsi lahan di kawasan hutan lindung, Kota Batu, Jawa Timur (Jatim). Dok. ProFauna Indonesia
Foto:

Solusi sederhana 

Melihat kondisi memprihatikan ini, ProFauna sebenarnya telah melakukan solusi sederhana dengan skala kecil. Yakni, rehabilitasi hutan lindung dengan cara mengalihkan komoditas tanaman dari sayur menjadi pohon buah-buahan. Harapannya, para petani tetap mendapatkan untung secara ekonomi dari panen buah. 

ProFauna setidaknya sudah mendampingi tiga kelompok di tiga lokasi di lereng Arjuno. Para petani di wilayah tersebut sudah sepakat dengan melakukan tanda tangan tertulis untuk memulihkan hutan lindung. Mereka mau mengganti lahan sayuran menjadi pohon buah-buahan.

ProFauna dan para petani memprediksi hutan akan pulih sekitar empat sampai lima tahun ke depan. Situasi ini dapat terlaksana karena pertumbuhan pohon itu cepat. Terlebih, ProFauna dan petani menanam pohon alpukat yang dalam lima tahun bisa langsung panen. 

Berdasarkan hal tersebut, pemerintah sebenarnya cukup membantu menyediakan bibit-bibit pohon buah ke petani. Sebab, para petani pada dasarnya tidak masalah apabila harus mengganti lahannya dengan pohon buah-buahan. "Cuma mereka masih kesulitan bibit kalau penyediaannya secara mandiri," katanya.

Dari segi pemasukan, menanam pohon buah-buahan sebenarnya lebih menguntungkan dibandingkan sayuran. Hal ini karena menanam sayuran itu seperti 'berjudi'. Harga saat panen sering turun sehingga sering menimbulkan kerugian kepada para petani.

 

"Contoh sekarang harga kubis terakhir hanya Rp 2 ribu. Padahal itu kalau dihitung biaya perawatan, pestisida, belum lagi kalau dihitung tenaga kerja, itu rugi," kata dia menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement