Kamis 28 Oct 2021 21:39 WIB

Pentingnya Belajar Sejarah Peringati Hari Sumpah Pemuda

Pentingnya Belajar Sejarah Peringati Hari Sumpah Pemuda

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Hafil
Sejumlah warga hormat bendera saat mengikuti pengibaran bendera Merah Putih di bukit Cangkraman, Pegunungan Patiayam, Desa Terban, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (28/10/2021). Pengibaran dan penghormatan bendera Merah Putih berukuran 5 x 9,5 meter di atas bukit setinggi kurang lebih 350 meter di atas permukaan laut itu untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda sekaligus meningkatkan rasa nasionalisme.
Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
Sejumlah warga hormat bendera saat mengikuti pengibaran bendera Merah Putih di bukit Cangkraman, Pegunungan Patiayam, Desa Terban, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (28/10/2021). Pengibaran dan penghormatan bendera Merah Putih berukuran 5 x 9,5 meter di atas bukit setinggi kurang lebih 350 meter di atas permukaan laut itu untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda sekaligus meningkatkan rasa nasionalisme.

REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Tepat 93 tahun lalu, 28 Oktober 1928, pejuang muda membuat Kongres Pemuda Indonesia II yang melahirkan Sumpah Pemuda sebagai deklarasi perjuangan. Diperingati Hari Sumpah Pemuda untuk membuat bangsa selalu mengingat sejarah.

Khususnya, bagi kaum muda yang menjadi calon-calon pemimpin masa depan bangsa. Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Prof Sukamta merasa, pengetahuan tentang sejarah begitu penting dan memang harus dipelajari.

Baca Juga

"Mari kita terus belajar dari sejarah, dengan itu kita akan mampu menghargai jasa-jasa dan pengorbanan para pendahulu yaitu pahlawan bangsa," kata Sukamta dalam upacara peringatan Sumpah Pemuda di Kampus Terpadu UMY, Kamis (28/10).

Mempelajari sejarah, membuat kita mampu menjadikan sejarah kelam untuk tidak terulang pada masa yang akan datang. Bisa mengambil hikmah terbaik dari setiap peristiwa sejarah untuk membangun bangsa Indonesia jauh menjadi lebih baik.

Sumpah Pemuda lahir berkat peran tokoh himpunan pelajar-pelajar Indonesia. Sebagai inisiator pertama untuk mengadakan Kongres Pemuda ada sosok Sugondo Djojopuspito dengan mottonya Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa Indonesia.

Dilanjut pidato Muhammad Yamin, mengatakan lima yang bisa merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa, antara lain sejarah dan pendidikan. Dari sejarah itu, Sukamta menegaskan, UMY memiliki komitmen membuat mahasiswa tidak lupa sejarah Indonesia.

Sukamta mengingatkan jika sejarah, pendidikan dan nasionalisme memegang peranan penting dalam membangun bangsa dan negara. Ia menerangkan, itu turut ditekankan di UMY melalui kurikulum-kurikulum memuat sejarah, fokus luaran ke pendidikan.

Bukan saja berbasis knowledge, tapi berbasis kompetensi dan ttidak saja ingin menjadikan lulusannya tahu tapi bisa melakukan sesuatu. Ia berharap, mahasiswa dapat memanfaatkan posisinya untuk menerapkan nilai-nilai sejarah kehidupan.

"Mari belajar sejarah, ambil hikmahnya, implementasikan dalam kehidupan sesuai dengan posisi, kuasa dan kewenangan kita masing-masing," ujar Sukamta.

Upacara Sumpah Pemuda yang dilaksanakan Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA) UMY turut dihadiri beberapa mahasiswa. Terdiri dari perwakilan UKM UMY, sedangkan Resimen Mahasiswa UMY bertindak sebagai petugas upacara. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement