REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi terus mengusut tewasnya seorang pria berinisial IK (40) yang diduga dianiaya oleh oknum sekuriti Rumah Sakit (RS) Abdul Radjak, Salemba, Jakarta Pusat (Jakpus). Saat ini polisi memeriksa delapan orang yang terdiri para karyawan dan sekuriti setempat.
"Dari sekuriti kemudian dari pihak rumah sakit, kurang lebih ada delapan orang saksi yang kami periksa," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat Wisnu Wardhana, kepada awak media, Rabu (27/10).
Menurut Wisnu, berdasarkan kesaksian sejumlah orang yang dimintai keterangan, korban dituduh sebagai pencuri. Ketika itu korban berada di rumah sakit, lalu oleh sejumlah sekuriti di bawa ke pos. Kemudian, terjadilah penganiayaan.
"Karena dicurigai dibawalah ke posnya mereka sekuriti kemudian diduga dilakukan penganiayaan di sana," ungkap Wisnu.
Namun, Wisnu belum bisa menyebutkan berapa orang dan siapa pelaku penganiayaan. Untuk saat ini, kata dia, pihaknya masih mencari bukti-bukti untuk mengidentifikasi para pelaku. Selain memeriksa para saksi, pihaknya juga melakukan analisa rekaman kamera pengawas atau CCTV. Serta menunggu hasil autopsi jenazah korban di RSCM.
"Ini kan lagi kita lidik, untuk berapa orangnya kita belum tahu. Kita lagi proses memeriksa saksi saksi yang ada, untuk memastikan CCTV dulu," Wisnu menambahkan.
Sebelumnya, Kapolsek Senen, Kompol Ari S, menjelaskan, peristiwa pengeroyokan ini terjadi pada Sabtu (23/10). Setelah menerima laporan itu pihaknya kemudian menyelidiki kasus tersebut. Hingga saat ini, sudah ada sekitar 10 orang saksi dari pihak rumah sakit.
"Istri (istri korban) dapat telepon dari salah satu sekuriti rumah sakit tersebut bahwa suaminya harus segera dioperasi," kata Ari.
Menaruh curiga, kata Ari, istri melaporkan kejadian ke Polres Metro Jakarta Pusat dan dilimpahkan ke Polsek Senen. Diduga korban pada saat itu dituding mencuri telepon genggam di Rumah Sakit Abdul Radjak dan dianiaya oleh oknum sekuriti setempat. Terkait kebenarannya, Ari mengaku masih mendalami kasus ini.
"Korban sudah kami bawa ke RSCM untuk dilakukan otopsi dan CCTV sudah kami ambil untuk dianalisa," tutup Ari.