Kamis 14 Oct 2021 22:17 WIB

Syarat Airlangga Nyapres: Golkar Berkoalisi, Paslon Ada Tiga

Airlangga belakangan gencar menggelar safari atau silaturahim politik.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) saat berbincang dengan pedagang kaki lima disela penyaluran bantuan di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (14/10).
Foto: Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) saat berbincang dengan pedagang kaki lima disela penyaluran bantuan di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (14/10).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Wahyu Suryana, Rizkyan Adiyudha

Partai Golkar mengaku optimistis dapat mengikutsertakan Airlangga Hartarto dalam kontestasi Pilpres 2024. Namun, Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily mengakui partainya butuh berkoalisi dengan satu partai lagi agar dapat mencalonkan Airlangga.

Baca Juga

"Partai Golkar sendiri hanya butuh satu partai untuk bisa mencalonkan Pak Airlangga dan nanti capresnya dengan siapa, ya tergantung dari proses dinamika dari komunikasi komunikasi politik yang dilakukan dengan partai-partai," ujar Ace di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (14/10).

Ace mengatakan, Partai Golkar berkaca pada Pilpres 2019 ketika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra mengusung kadernya sendiri. Pasalnya, hal tersebut juga menghadirkan efek ekor jas bagi calon legislatif dari partai pengusung capres.

"Bahwa ada keserentakan di dalam proses pileg dan pilpres, bagi kami kalau kami mencalonkan presiden tentu kita harapkan memiliki kesamaan perjuangan," ujar Ace.

Dalam tiga tahun ke depan, Partai Golkar akan berusaha meningkatkan keterkenalan dan elektabilitas dari Airlangga. Ia mengaku optimistis, kedua hal tersebut akan terus meningkat demi mencalonkan Airlangga sebagai capres.

"Jadi karena itu maka tugas kami adalah bagaimana kami memastikan agar popularitas kemudian elektabilitas ketum kami, betul-betul bisa tiga tahun yang akan datang bisa semakin dikenal publik," ujar Wakil Ketua Komisi VIII DPR itu.

Ia sendiri memprediksi, akan ada tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam Pilpres 2024. Jika nanti benar adanya tiga pasangan calon, peluang bagi Partai Golkar untuk mengusung Airlangga akan semakin besar, apalagi perolehan kursi partai berlambang pohon beringin itu mencapai 12 persen.

"Konfigurasi politik untuk 2024, ya paling banyak tiga pasangan. Karena memang bagaimanapun dukungan politik untuk pilpres itu mempersyaratkan adanya dukungan partai politik dengan 20 persen suara di parlemen," ujar Ace.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Nurul Arifin, mengaku senang dengan adanya peningkatan elektabilitas Airlangga. Apalagi, survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) September menunjukkan popularitas Airlangga kini mencapai 35 persen.

Angka itu secara bertahap mengalami peningkatan dari 26 persen, 28 persen dan saat ini 35 persen. Nurul berpendapat, kenaikan popularitas ini merupakan buah dari kerja-kerja politik, baik yang dilakukan Partai Golkar maupun Airlangga.

"Artinya, kerja-kerja kami, baik lapangan ataupun internal dan kepemimpinan Pak Airlangga sendiri membuktikan ada perkembangan," ujar Nurul.

Meski begitu, Nurul juga tampak belum ingin memberi banyak komentar terkait peluang duet Airlangga Hartarto dengan tokoh lain termasuk Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024. Nurul menekankan, saat ini Partai Golkar masih terus melakukan silaturahmi politik.

"Nah itu no comment, karena kan kita semuanya masih silaturahmi politik, jadi bisa dengan siapa saja, kita tidak membatasi diri, dan bisa dengan siapa saja," kata Nurul.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement