Senin 11 Oct 2021 14:54 WIB

Wali Kota Tersangka Mengaku Berkomunikasi dengan Waka KPK

Lili Pintauli minta Syahrial banyak berdoa, karena namanya ada di berkas perkara KPK.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Terdakwa kasus dugaan suap ke penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) M Syahrial (kanan) usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Rabu (8/9/2021).
Foto: Antara/Reno Esnir
Terdakwa kasus dugaan suap ke penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) M Syahrial (kanan) usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Rabu (8/9/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Wali Kota Tanjungbalai M Syahrial mengungkapkan, komunikasinya dengan Wakil Ketua (Waka) KPK Lili Pintauli Siregar terkait perkara penyidikan jual beli jabatan yang ditangani lembaga penegak hukum tersebut.

"Saya pernah minta tolong, tapi saat itu saya belum pernah bicara, beliau (Lili Pintauli) yang menyampaikan ada masalah di KPK, terus saya katakan 'Itu kasus lama Bu, tahun 2019', kemudian dijawab 'banyak-banyak berdoalah'," kata Syahrial saat bersaksi melalui konferensi video dari Rumah Tahanan kelas I Medan, disaksikan di Jakarta, Senin (11/10).

Syahrial menjadi saksi untuk dua terdakwa, yaitu eks penyidik KPK Stepanus Robin Pattuju dan advokat Maskur Husain yang didakwa menerima total Rp 11,5 miliar dari pengurusan lima perkara di KPK. Sedangkan Robin dan Maskur hadir di persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta.

Jaksa penuntut umum (JPU) KPK lalu membacakan berita acara pemeriksaan (BAP) Syahrial. Menurut JPU KPK Lie Putra Setiawan, dalam BAP 41, Syahrial mengatakan ia berkomunikasi dengan Lili pada Juli 2020.

"Saat saya sedang keluar tiga hari untuk jamaah tabligh dan saya sedang cuti pilkada. Bu Lili menyampaikan ada nama saya di berkas di mejanya, saya sampaikan itu perkara lama dari 2019. Bu Lili sampaikan agar saya banyak-banyak berdoa dan saya memohon petunjuk, kemudian saya sampaikan mohon dibantu. Bu Lili mengatakan tidak bisa dibantu karena sudah keputusan pimpinan lalu saya mengiyakan', apakah keterangan ini benar?" tanya Lie.

Baca juga : Persoalkan IM57+ Institute, Pakar: KPK Takut Dipecundangi

"Benar," jawab Syahrial. Setelah Syahrial memohon petunjuk dari Lili, Lili lalu memberikan nama Arief Aceh kepada Syahrial. "Malam hari saya masih belum memutuskan antara apakah lewat Pak Robin atau Bu Lili (untuk mengurus perkara), saya mohon petunjuk kepada Bu Lili akhirnya dikasih nama Arief Aceh, dia itu pengacara," ungkap Syahrial.

Tapi, Syahrial akhirnya memutuskan untuk mengurus perkaranya melalui mantan penyidik KPK Stepanus Robin Pattuju yang sebelumnya dikenalkan Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin. "Saya sampaikan kepada Bang Robin, 'Siapa Bang Arief Aceh? Kata Bang Robin, dia itu pemain, lalu menyebut 'Terserah apa mau milih saya atau Arief Aceh', akhirnya saya putuskan ke Bang Robin," tambah Syahrial.

Dalam BAP 37 yang dibacakan JPU KPK, Syahrial menyebut Arief Aceh adalah pengacara 'pemain' di KPK. "Apakah saudara juga pernah cerita kepada Sekda Tanjungbalai Yusmada bahwa Azis Syamsuddin punya delapan orang di KPK yang bisa digerakkan untuk kepentingan Azis Syamsuddin?" tanya jaksa.

"Saya sampaikan kepadasekda bahwa Pak Robin menitipkan kepada saya bahwa penyidik sedang di rumah dinas, tapi saya tidak tahu delapan atau 10 orang, tapi saya sampaikan penyidik, karena itu penyampaian Bang Robin kepada saya, saya sampaikan kepada sekda, tapi saya tidak sampaikan nominal delapan atau 10 orang," jawab Syahrial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement