Senin 11 Oct 2021 02:33 WIB

JMM: Dinamika Jelang Muktamar NU Hal Wajar

Dinamika dan konstelasi jelang Muktamar harus tetap mengedepankan marwah NU.

Koordinator Jaringan Muslim Madani (JMM) Syukron Jamal menilai dinamika dan kontestasi jelang Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) merupakan hal yang wajar. Ilustrasi
Foto: tangkapan layar wikipedia
Koordinator Jaringan Muslim Madani (JMM) Syukron Jamal menilai dinamika dan kontestasi jelang Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) merupakan hal yang wajar. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Jaringan Muslim Madani (JMM) Syukron Jamal menilai dinamika dan kontestasi jelang Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) merupakan hal yang wajar. "NU adalah ormas terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia. NU juga merupakan wadah organisasi yang sangat terbuka dan demokratis. Semua pihak punya kepentingan bukan hanya warga Nahdliyin itu sendiri," kata Syukron dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (10/10).

Syukron yang juga analis media, politik dan sosial keagamaan itu menyatakan sikap moderat NU sebagai representasi "Islam wasathiyah" (Islam moderat) yang "rahmatan lil alamin" (rahmat semesta alam) punya peran penting mengawal kehidupan bangsa dan negara yang majemuk seperti Indonesia. "Peran NU sangat dibutuhkan dalam mewujudkan sistem dan tatanan peradaban dan perdamaian dunia," ujarnya.

Baca Juga

Mantan aktivis PMII itu mengatakan dinamika dan konstelasi jelang Muktamar harus tetap menjaga dan mengedepankan marwah NU dan para kyai atau ulama di dalamnya. Konstelasi yang kian hangat diharap Syukron lebih mengedepankan pada pertarungan ide dan gagasan, visi misi membawa NU semakin berperan baik di nasional maupun global sekaligus pada sisi lain menjawab berbagai tantangan keumatan.

"Bagaimanapun, NU bukan organisasi politik atau partai politik, melainkan organisasi keumatan. Siapapun yang berkontestasi tentu adalah merupakan figur-figur yang terbaik dan mumpuni serta patut dihormati sehingga harus dihindari upaya saling menjatuhkan secara personal," kata Syukron.

Syukron mengingatkan, tantangan NU ke depan akan semakin berat, seiring dengan era globalisasi yang ditandai dengan interkoneksi, antara manusia satu dan lainnya saling terhubung dengan berbagai latar belakang suku bangsa, ideologi dan pemikiran berbeda. Pada sisi lain dunia terus berubah sehingga menuntut kualitas SDM yang mampu menjawab kebutuhan sekaligus persoalan global mulai dari ekonomi, politik, sosial, budaya, lingkungan hingga perkembangan sains teknologi.

"Pada era globalisasi sebagai pengaruh keterbukaan informasi, kita saat ini dihadapkan pada masifnya penyebaran paham dan gerakan ideologi transnasional yang tidak sedikit bertolak belakang dengan semangat moderasi beragama, kultur serta budaya bangsa, namun justru subur dan berkembang di tanah air kita tercinta," jelas Syukron.

Syukron berharap Muktamar NU dapat melahirkan kebijakan dan produk hukum organisasi serta kepemimpinan yang terus membawa NU maju, berkembang dan modern. Selain itu, NU juga dapat berperan dalam kerja-kerja keumatan melalui berbagai program pemberdayaan umat, penguatan ekonomi, pendidikan, kesehatan, pengembangan sains teknologi dan tentu saja tetap menjadi garda terdepan membumikan "Islam rahmatan lil alamin" yang ramah, moderat dan toleran.

Sementara itu, Muktamar ke-34 NU direncanakan digelar di Lampung pada Desember 2021 mendatang. Dalam muktamar itu, ada dua posisi yang akan ditentukan, yaitu rais am pada level syuriah dan ketua umum pada level tanfidziyah.

Terdapat dua bakal calon ketua umum yang santer disebut yakni KH Said Aqil Siradj dan KH Yahya Cholil Staquf.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement