Sabtu 02 Oct 2021 13:56 WIB

Pelapor Sebut Anak Nia Daniaty Catut Nama Anies Baswedan

Pengacara Oi sempat meminta pihak kepolisian untuk secepatnya menuntaskan kasus itu. 

Nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diduga dicatut dalam kasus dugaan penipuan penerimaan CPNS.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diduga dicatut dalam kasus dugaan penipuan penerimaan CPNS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengacara salah seorang pelapor terkait perkara dugaan penipuan bermoduskan perekrutan calon pegawai negeri sipil (CPNS), Odie Hodianto menyebut, terlapor yang juga anak dari penyanyi lawas Nia Daniaty, Olivia Nathania mencatut nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Dalam berita acara pemeriksaan (BAP) hari ini, terungkap beberapa hal.

"Pertama muncul video Anies Baswedan saat pelantikan virtual CPNS bodong, kami tahu saat para korban diminta Oli (Olivia) diminta beli baju Korpri," kata Odie yang menjadi kuasa hukum pelapor Fulan di Jakarta, Jumat (1/10).

Odie mengungkapkan, awalnya acara pelantikan CPNS tersebut akan digelar secara luring. Namun, kemudian menjadi daring dengan jumlah peserta dibatasi hanya 100 orang.

"Kedua tadinya pelantikan offline berubah jadi virtual dibatasi 100 orang. Ketika seremonial dimulai muncul gambar Anies Baswedan yang seolah-olah sedang melantik dan itu kemudian kami minta langsung salah satu korban Bang Fulan yang waktu itu ikut virtual pelantikan CPNS bodong," ujar Odie.

Pada kesempatan yang sama Fulan selaku salah satu pelapor yang mengikuti acara pelantikan virtual tersebut mengaku, setelah sambutan acara virtual tersebut mendadak terhenti. "Habis nyanyian Indonesia Raya habis itu ada sambutan dari Pak Anies, habis itu udah selesai. Nggak ada rangkaian lanjutan lagi," ungkap Fulan.

Dikonfirmasi pada kesempatan terpisah kuasa hukum Olivia Nathania, Susanti Agustina, mengatakan, dirinya baru mengetahui ada pernyataan soal dugaan mencatut nama Anies Baswedan melalui pemberitaan media. Pihaknya akan terlebih dulu berkomunikasi dengan Olivia sebelum memberikan tanggapan atas klaim tersebut.

"Saya baru dapat kabar berita ini, coba besok saya tanya Oi (Olivia) apa tanggapannya," ujar Susanti saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Susanti juga sempat meminta pihak kepolisian untuk secepatnya menuntaskan kasus tersebut. "Kita minta yang berwajib, khususnya kepolisian, untuk membuka kasus ini apalagi yang menyangkut pemalsuan dokumen negara itu harus dituntaskan pelakunya. Walaupun terjadi apa-apa terhadap Oi (Olivia), Oi berani bertanggung jawab," ujar Susanti.

Sebelumnya, pihak Olivia Nathania juga telah memberikan tanggapan atas laporan polisi terhadap dirinya. "Perlu saya luruskan di sini, adapun saya menyelenggarakan les untuk masuk CPNS, les ya kita bicaranya, bisa dicek nanti tempatnya ada, pengajarnya pun ada," kata Olivia.

Olivia juga mengungkapkan bahwa biaya kursus di tempatnya itu sebesar Rp 25 juta per orang. "Memang saya terima uang dari situ senilai Rp 25 juta per orang. Tetapi, dengan nilai Rp 25 juta itu, digunakan untuk apa? Wajar saya punya untung dari situ, tetapi Rp 25 juta ini digunakan untuk les, untuk pengajar, sewa tempat dan lain-lain," ujar Olivia.

Pada kesempatan itu Olivia juga mengaku, tidak tahu menahu mengenai masalah SK palsu yang disampaikan oleh pihak pelapor. "Saya tidak tahu menahu mengenai hal tersebut, jadi apa yang disampaikan perlu diluruskan," tutur Olivia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement