Jumat 01 Oct 2021 13:38 WIB

Tangerang Tutup Sementara Sekolah yang Siswanya Positif

Mayoritas kasus positif dari PTM di Tangerang adalah OTG.

Seorang pelajar menerima suntikan vaksin COVID-19 Pfizer saat vaksinasi massal bagi peserta didik di Gedung Pemerintah Kota Tangerang, Banten, Kamis (2/9/2021). Dari data positif Covid-19 terkait PTM di Kota Tangerang mayoritas yang sudah divaksin tidak alami gejala serius.
Foto:

Dokter spesialis anak Soedjatmiko mengatakan, penggunaan masker yang tepat menjadi keharusan saat PTM dimulai. Ia bahkan meminta guru dan ustaz masih setelah kembali ke rumah tetap menggunakan masker. 

Alasannya mereka dari luar rumah hingga perlu melindungi keluarga di rumah. Ia mengatakan, virus corona bisa masuk ke dalam tubuh hanya dalam waktu 10 detik. Kegiatan di luar rumah yang berpotensi terpapar Covid bisa dicegah merebak sebagai klaster keluarga dengan menggunakan masker.

"Jadinya kalau bisa bapak ibu yang bekerja di luar rumah kemudian selama di rumah tetap pakai masker. Masker juga diganti yang baru supaya tidak menular ke anak-anaknya," ujarnya.

Ia meminta masyarakat lakukan ini sementara waktu sampai pandemi berakhir.  Karena kata kuncinya adalah virus corona ada di mulut, hidung, tenggorokan, dan saluran pencernaan anak dan orang dewasa. Kemudian, dia melanjutkan, virus masuk melalui saluran itu, terbanyak hidung dan mulut, bukan kulit dan kaki. 

"Orang yang terinfeksi Covid-19 sebanyak 60 hingga 70 persen tidak merasakan apa-apa sepekan pertama. Mereka malah berkerumun di mana-mana termasuk sekolah umum, pesantren, boarding school, pulang pergi dan inilah sumber penularan sehingga terjadi dua kali puncak kasus," ujarnya. 

Kemudian, dia melanjutkan, virus masuk ke organ tubuh yang lain seperti paru-paru, otak, dan lainnya. Selain itu, ia meminta masyarakat jangan berkerumun, berkumpul. Meski semua orang sekarang boleh ke mal bukan berarti semua boleh bepergian serentak ke sana. Ia juga meminta ini dilakukan ketika di sekolah supaya jangan berkerumun, mengobrol, dan berdekatan. 

Ia menyebutkan per Juni hingga Agustus tahun ini banyak orang tidak bepergian tapi karena satu anggota yang pergi, misalnya ayahnya, lalu mengakibatkan satu keluarga terinfeksi virus. Ternyata setelah ditelusuri orang yang keluar rumah ini memakai masker tetapi sempat dibuka karena makan. Kemudian begitu sampai di rumah, masker dilepas dan menyebarkan virus ke anak-anaknya. 

"Makanya klaster keluarga pada Juli hingga Agustus 2021 banyak sekali dan orang tua banyak meninggal dunia," ujarnya.

 

Karena ia menegaskan kembali pentingnya menggunakan masker. "Jika memakai dua masker maka kemungkinan terpapar virus kecil, apalagi kalau di ruang tertutup lebih dari 15 menit. Misalnya dalam bus, kereta api, kantor, sekolah memiliki risiko penularan tinggi karena virusnya ada ketika orang banyak berkumpul dan akan terus menular," kata Soedjatmiko.

photo
Tips sekolah tatap muka agar tetap aman. - (Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement