Rabu 29 Sep 2021 18:48 WIB

Survei: Masyarakat Percaya Vaksin tak Beri Kekebalan Penuh

Vaksinasi adalah salah satu cara mengatasi pandemi, namun bukan satu-satunya cara.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Indira Rezkisari
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin Covid-19 kepada warga di Setu Sela, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/9). Badan Intelijen Negara mengadakan kegiatan vaksinasi door to door untuk mempermudah masyarakat mendapatkan vaksin Covid-19 guna percepatan penanganan Covid-19. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin Covid-19 kepada warga di Setu Sela, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/9). Badan Intelijen Negara mengadakan kegiatan vaksinasi door to door untuk mempermudah masyarakat mendapatkan vaksin Covid-19 guna percepatan penanganan Covid-19. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei Change.org Indonesia, Katadata Insight Center (KIC) dan KawalCOVID19.id menyebutkan setelah vaksinasi, lebih dari separuh responden atau 52,6 persen masih berusaha tidak keluar rumah bila tidak penting. Menyusul sebanyak 43,2 persen akan keluar rumah tapi tetap dengan mengenakan masker dan jaga jarak.

"Hanya 4,2 persen responden yang menganggap bahwa kegiatan bisa dilakukan secara normal tanpa masker dan jaga jarak sesudah vaksinasi," kata Co-founder KawalCOVID19 Elina Ciptadi dalam diskusi daring, Rabu (29/9).

Baca Juga

Pemahaman 95,8 pesen responden bahwa vaksinasi tidak memberi 100 persen kekebalan adalah gambaran yang positif. Karena vaksinasi adalah salah satu cara mengatasi pandemi ini, namun bukan satu-satunya cara.

"Dari sisi warga, vaksinasi tetap perlu berjalan simultan dengan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Sementara dari sisi pemerintah, percepatan vaksinasi bagi kelompok rentan, tes dan tracing yang terarah, serta edukasi untuk mengurangi resistensi warga terhadap tes dan karantina tetap perlu dilakukan secara konsisten,” kata Elina.

Efraim Leonard, campaigner dari Change.org Indonesia menyampaikan, hasil survei ini mengafirmasi dukungan masyarakat yang juga mengalir lewat petisi yang menolak vaksinasi berbayar, termasuk via skema gotong royong. Sehingga, diharapkan pemerintah bisa segera menerima input dan semakin memperbaiki program vaksinasi ini untuk ke depannya.

Survei ini disebarkan 6-21 Agustus 2021 secara daring ke seluruh Indonesia dengan melibatkan 8.299 responden menggunakan metode convenience sampling. Karena penyebarannya yang menggunakan convenience sampling, ada proporsi responden yang berbeda dengan proporsi riil penduduk Indonesia per wilayah, di antaranya proporsi responden wilayah urban Jawa, kelompok usia dewasa muda, serta SES A-B lebih terwakili di survei ini dibanding dengan realita masyarakat Indonesia yang berada di SES B-C-D dan tinggal di wilayah non urban.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement