Rabu 29 Sep 2021 15:26 WIB

TNI Disusupi Komunis Kata Jenderal Gatot, Benarkah?

Dugaan itu datang karena patung diorama pemberantasan PKI di Markas Kostrad hilang.

Mantan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat berkunjung ke kantor Republika, Jakarta, Rabu (28/3). Gatot menyebut TNI sudah disusupi paham komunis.
Foto: Republika/Prayogi
Mantan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat berkunjung ke kantor Republika, Jakarta, Rabu (28/3). Gatot menyebut TNI sudah disusupi paham komunis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di bulan terjadinya peristiwa pemberontakan yang dilakukan PKI, Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo memberikan informasi terkait dugaan komunis sudah menyusup ke tubuh TNI. Gatot menuding TNI telah disusupi komunis karena hilangnya sejumlah patung diorama di Markas Kostrad.

Gatot menyampaikan saat ini Indonesia berada dalam tikungan dan kondisi berbahaya. Kesimpulan itu diambil setelah mendapat informasi bahwa diorama G30S PKI dan patung Pahlawan Revolusi di Markas Kostrad.

"Akhir-akhir ini disampaikan bahwa diorama bukan hanya patung Pak Harto, patung Pak Sarwo Edhie, sama Pak Nasution tapi juga tujuh pahlawan revolusi sudah tidak ada di sana," kata Gatot dalam video di akun Youtube Ahmad Yani Channel yang dikutip Republika, Rabu (29/9).

Gatot menganggap diorama dan patung itu amat penting dalam rangka memahami sejarah penumpasan PKI. "Dalam Makostrad ada bangunan, bangunan itu adalah kantor tempatnya Pak Harto (Soeharto). Dulu di situ direncanakan gimana mengatasi pemberontakan G30SPKI di mana Pak Harto sedang memberikan petunjuk ke Pak Sarwo Edhie sebagai Komandan Resimen Parako dibantu oleh KKO," kata Gatot.

Atas dasar itu, Gatot menganggap bukti nyata jurang kehancuran Indonesia sudah berada di depan mata. Sehingga ia mengajak seluruh tentara untuk berada dalam satu barisan melawan segala ancaman.

"Saya mengetuk jiwa patriotisme. Jiwa patriotisme dan kesatria prajurit TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara. Agar patriotisme, kesatria bersama-sama membersihkan jajaran TNI dari penyusupan maupun pengaruh akan perusak jiwa-jiwa para prajurit TNI," harap Gatot.

Gatot turut menyindir pejabat yang hanya mengejar kenaikan jabatan. Ia menganggap tindakan itu akan bermuara ingkar pada sumpah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

"Saya yakin dan percaya masih ada jiwa patriotisme dan kesatria di relung hati para prajurit-prajurit TNI dimana pun mereka bertugas. Bersihkan itu semuanya agar peristiwa kelam yang lalu tidak terjadi lagi," ucap Gatot.

Gatot berdalih alasannya menggelontorkan isu komunisme lagi pada September ini dilandasi ketakutannya pada Tuhan. "Saya takut dan sangat takut kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Kalau saya tidak menyampaikan, maka saya mengingkari sumpah saya. Padahal itulah bekal saya untuk pulang," tutur Gatot.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement