Selasa 21 Sep 2021 14:48 WIB

Nakes Korban KKB Kiwirok Mengadu ke Komnas HAM Papua

Para nakes masih mengalami trauma akibat serangan brutal KKB.

Tenaga kesehatan (Nakes) korban penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tiba di Jayapura usai dievakuasi menggunakan helikopter milik TNI AD di Lapangan Frans Kaisepo Makodam XVII Cenderawasih, Kota Jayapura, Papua, Jumat (17/9/2021). Sembilan dari 11 tenaga kesehatan Puskesmas Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang yang menjadi korban penyerangan KKB pada Senin (13/9/2021) di evakuasi ke Jayapura untuk menjalani perawatan di Rumah Sakit Marthen Indey, Kota Jayapura.
Foto: ANTARA/Indrayadi TH
Tenaga kesehatan (Nakes) korban penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tiba di Jayapura usai dievakuasi menggunakan helikopter milik TNI AD di Lapangan Frans Kaisepo Makodam XVII Cenderawasih, Kota Jayapura, Papua, Jumat (17/9/2021). Sembilan dari 11 tenaga kesehatan Puskesmas Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang yang menjadi korban penyerangan KKB pada Senin (13/9/2021) di evakuasi ke Jayapura untuk menjalani perawatan di Rumah Sakit Marthen Indey, Kota Jayapura.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Sejumlah tenaga kesehatan yang selamat dari korban kekerasan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, mengadu ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Perwakilan Papua. Mereka berharap pemerintah memperhatikan keamanannya.

"Komnas HAM Papua sudah menerima dan mendengar langsung pengaduan nakes korban kekerasan KKB Kiwirok, ya, kami sangat prihatin dan menyesali adanya kejadian ini," kata Kepala Kantor Komnas HAM Perwakilan Papua Frits B Ramandey, Selasa (21/9).

Tenaga kesehatan yang bertugas di mana pun harus dapat dilindungi karena sangat berjasa dan mulia dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat di kampung-kampung. Dia mengapresiasi empat nakes yang datang mengadu di Komnas HAM Papua tersebut.

Dia berharap pemerintah dan aparat berwenang memberikan perlindungan dan jaminan keamanan bagi para nakes. Hal itu guna memberikan kenyamanan bagi mereka saat bekerja.

Frits menyebutkan, tenaga kesehatan yang datang mengaku masih trauma atas kejadian yang menyebabkan dua rekan mereka meninggal dunia. "Pemerintah dan instansi berwenang bisa memberikan jaminan keamanan untuk tenaga kesehatan yang bekerja melayani masyarakat di daerah pedalaman maupun wilayah terpencil lainnya," kata Frits.

Kasus kekerasan KKB Kiwirok pada Senin (13/9), mengakibatkan sejumlah nakes menjadi korban. Seorang suster Gabriela Meilani meninggal dunia di jurang kedalaman 500 meter. Sementara itu, mantri Gerald Sokoy hingga saat ini masih hilang dan belum diketahui nasibnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement