Rabu 15 Sep 2021 13:58 WIB

Jokowi akan Sampaikan Pidato di Sidang Umum PBB Ke-76

Jokowi akan sampaikan pidato pada 22 September waktu New York.

Rep: Fergi Nadira Bach/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Foto: Pertamina
Presiden Joko Widodo (Jokowi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pertemuan Tingkat Tinggi Sidang Majelis Umum (SMU) untuk memperingati 76 tahun berdirinya PBB dimulai. Penyelenggaraan dilakukan dalam format Hybrid atau campuran antara kehadiran fisik dan virtual yang memberikan kesempatan kepala negara untuk menyampaikan pidato umumnya melalui video recording atau live vritual.

Sementara sejumlah menteri luar negeri dari negara anggota PBB diperkirakan akan hadir untuk memperkuat kembali jejaring antara negara anggota. Sidang yang digelar di New York, Amerika Serikat (AS) dibuka pada Selasa (14/9) waktu New York. Sedangkan sesi debat umum tingkat tinggi (high level week) akan berlangsung pada 21-27 Septermber 2021.

Baca Juga

"Presiden RI Joko Widodo direncanakan akan menyampaikan pidato nasional secara pre-recorded pada Rabu (22/9) waktu New York pada sesi sore pukul 15.00-21.00. Indonesia berada pada urutan ke 5 dari 17 negara, dan diperkirakan akan berbicara pada pukul 16.00 waktu New York," ujar Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Febrian A Ruddyard dalam pengarahan virtual pada Rabu (15/9).

Febrian mengatakan, tema besar dalam SMU PBB ke-75 kali ini berkutat pada perhatian dunia pada pemulihan pandemi Covid-19, tantangan perubahan iklim, kepedulian pada penghormatan Hak Asasi Manusia (HAM), dan upaya revitalisasi peran PBB. Indonesia juga bakal membawa beberapa isu utama yang menjadi fokus pada rangkaian SMU PBB ke-75 yang dipresidensikan oleh menteri luar negeri Maladeawa.

"Tantangan pendemi yang belum usai soal ketimpangan vaksinasi global menjadi isu utama kita," ujarnya. Selain itu isu utama lain yakni mendorong terciptanya perdamaian melalui dialog dan solusi politik seperti kasus Palaestina, Afghanistan, dan Myanmar.

Isu utama berikutnya penguatan mekanisme PBB dan multilateralisme sheingga memperkokoh solidaritas antar bangsa. Indoneisa juga bakal mengangkat perannya sebagai anggota Dewan HAM 2020-2022, anggota Dewan ECOSOC 2021-2021, serta Presidensi G20 pada 2022.

Dalam pembukaan SMU PBB ke-75, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, bahwa komunitas global harus bersatu menghadapi beragam tantangan baru, dan merupakan hal penting bagi semua pihak untuk bersama-sama menangani pandemi Covid-19.

"Kita semua bersatu dalam periode yang ditandai bergam tantangan dan perpecahan besar, konflik dan perubahan iklim, serta meningkatnya kemiskinan dan kesenjangan," ujar Guterres dikutip laman resmi PBB, Rabu.

"Pandemi terus mengancam kehidupan dan masa depan. Tantangan-tantangan ini diperburuk kesenjangan yang mengancam dunia kita, kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin," sambungnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement