Senin 13 Sep 2021 13:07 WIB

Menkes Ungkap Dua Skenario Besar Penanganan Covid-19

Pertama adalah skenario A atau normal, ketika status pandemi berubah menjadi endemi.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Mas Alamil Huda
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Foto: Dok. Web
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, saat ini pemerintah telah menyiapkan dua skenario penanganan Covid-19. Pertama adalah skenario A atau normal, ketika status pandemi berubah menjadi endemi.

"Jadi skenario kondisi endemi, kita memperkirakan bahwa kasus setahun itu 1,9 juta," ujar Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Senin (13/9).

"Untuk informasi, sekarang kasus kita sudah berjalan sejak maret 2020 itu sudah ada 4 juta kasus. Jadi kita untuk skenario A bahwa ini kondisinya membaik terus atau rata dengan kondisi sekarang," sambungnya.

Skenario B atau kedua adalah ketika masih terjadinya lonjakan kasus positif Covid-19. Terutama dari varian-varian baru, yang ia estimasikan akan terjadi lonjakan mulai dari dua juta hingga 3,9 juta kasus dalam setahun.

"Ini akan mempengaruhi dari testing, perawatan, dan isolasi, tapi dari sisi vaksinasi tidak berubah," ujar Budi.

Budi menjelaskan, testing, perawatan, dan isolasi akan sangat tergantung pada tingkat lonjakan kasus yang terjadi. Ia mencontohkan, pada tingkat testing, di mana saat skenario pertama jumlah testing sebanyak 28 juta setahun, sedangkan skenario kedua sebanyak 58 juta testing setahun.

"Perawatan juga sama, kalau skenario A itu ada 20 persen dari 1,9 juta (kasus), kalau skenario B, 20 persen dari 3,9 juta (kasus). Demikian juga dengan isolasi," ujar Budi.

Selain itu, pihaknya juga akan merapikan kapasitas seluruh laboratorium untuk testing. Agar dapat memastikan masing-masing fasilitas kesehatan terdapat laboratoriumnya yang bisa menjangkau dalam waktu di bawah dua hari.

"Testing-nya juga akan kita rapikan, seluruh puskesmas akan kita latih kembali akan kita pastikan sistemnya disederhanakan agar pelaporan bisa lengkap," jelas Budi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement