Ahad 12 Sep 2021 09:46 WIB

445 Jiwa Warga Maybrat Masih Bertahan di Pengungsian

445 jiwa belum berani kembali lantaran merasa tak aman.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Mas Alamil Huda
 Panglima Kodam (Pangdam) XVIII Kasuari, Mayor Jenderal (Mayjen) Nyoman Cantiasa didampingi Kapolda Papua Barat Irjen Tornagogo Sihombing, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, dan Bupati Maybrat Bernard Sigrim mandatangi lokasi penyerangan di Pos Koramil, Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan, Maybrat, Papua Barat, Sabtu (4/9).
Foto: Istimewa
Panglima Kodam (Pangdam) XVIII Kasuari, Mayor Jenderal (Mayjen) Nyoman Cantiasa didampingi Kapolda Papua Barat Irjen Tornagogo Sihombing, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, dan Bupati Maybrat Bernard Sigrim mandatangi lokasi penyerangan di Pos Koramil, Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan, Maybrat, Papua Barat, Sabtu (4/9).

REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI — Polri bersama TNI dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maybrat, Papua Barat, terus melakukan upaya dan sosialisasi pemulangan warga Distrik Aifat Selatan, yang mengungsi ke Distrik Aitinyo Induk pascaserangan Pos Koramil di Kampung Kisor, Papua Barat, Kamis (2/9). Sepekan pascaserangan yang menewaskan empat personel militer itu, tercatat sedikitnya 127 kepala keluarga (KK), terdiri dari 445 jiwa yang belum berani kembali lantaran merasa tak aman.

Bupati Maybrat, Bernard Sagrim, mengatakan, situasi keamanan di Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan sudah dalam status aman dan kondusif. Akan tetapi, upaya meyakinkan warga yang mengungsi ke distrik tetangga, tetap dilakukan demi menjaga kepercayaan masyarakat terhadap aparat keamanan dan pejabat pemerintahan.

“Yang namanya ini warga masyarakat wajarlah mereka sedikit kalau memang itu pasti mereka takut. Tetapi kan bukan berarti sampai seperti mereka tidak bisa kembali. Tidak. Kita orang memastikan dulu kalau ini sudah beberapa hari pulih, kita pulangkan. Kita sudah sampaikan himbauan terus, untuk kembali pulang. Sudah aman,” kata Bernard dalam rilis video yang diterima Republika.co.id, dari Kapendam Kasuari Kolonel Hendra Pesireron, Sabtu (11/9) malam.

Bernard menerangkan, saat kunjungannya ke wilayah pengungsian, Sabtu (11/9), dikatakan titik konsentrasi pengungsian warga Aifat Selatan ada di Kampung Tehak Kecil, di Distrik Aitinyo Induk. “Di perkampungan tersebut, tercatat jumlah pengungsi sebanyak 127 KK, dan 445 jiwa,” terang Bernard yang disampaikan kepada Republika.co.id di Jakarta, via Pejabat Dinas Informasi Pemkab Maybrat, Franz Penau.

Rincian pengungsi itu, 29 KK (108 jiwa) berasal dari Kampung Kisor. Dari Kampung Roma ada sebanyak 14 KK (39 jiwa), Kampung Tolak 15 KK (55 jiwa), dan 21 KK (76 jiwa) dari Kampung Awet Maiym. Dari Kampung Iem 8 KK (32 jiwa), Kampung Krus 18 KK (72 jiwa), dan Kampung Kaitana 14 KK (32 jiwa). Sedangkan dari Kampung Kuosa 3 KK (10 jiwa), serta Kampung Imsum 8 KK (21 jiwa).

Kapendam Kasuari, Kolonel Hendra Pesireron, dalam siaran pers videonya juga menyampaikan upaya TNI untuk terus meyakinkan warga Aifat Selatan yang mengungsi ke Aitinyo Induk agar bersedia pulang ke rumah masing-masing. Itu dikatakan dia, dengan aksi pejabat militer setempat, Plt Danramil, Pembantu Letnan Dua (Pelda) Terry Jitmau yang mendatangi satu per satu para pengungsi, untuk berkomunikasi dan membujuk mereka pulang ke Aifat Selatan.

“Plt Danramil Aitinyo, Pelda Terry Jitmau mendatangi rumah-rumah yang menjadi tempat menampung pengungsi untuk mengimbau masyarakat agar jangan takut dan khawatir untuk kembali kembali ke kampung mereka,” ujar Hendra kepada Republika.co.id. Begitu juga yang dilakukan oleh personel Polri. Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol Adam Erwindi, mengatakan, situasi keamanan di Kampung Kisor, Maybrat, sudah kondusif. 

Meskipun kata Adam, personel Polri-TNI masih melakukan pengamanan maksimal di wilayah tersebut, namun upaya itu demi melindungi dan memberikan jaminan keamanan bagi warga. Adam menegaskan, keberadaan personel Polri-TNI tersebut, bukan gelar pasukan untuk operasi militer.

“Saat ini personel TNI-Polri di lapangan hadir bersama masyarakat dengan tujuan memberikan rasa aman. Tidak ada operasi militer di Maybrat,” kata Adam. “Kami mengimbau masyarakat Kampung Kisor agar tidak takut beraktifitas dan bisa kembali ke rumah masing-masing,” sambung Adam.

Pos Koramil Kampung Kisor, di Distrik Aifat Selatan diserang kelompok separatisme terorisme (KST) pada Kamis (2/9) subuh. Serangan tersebut, menewaskan empat anggota TNI. Akibat insiden tersebut, sampai hari ini operasi gabungan Polri-TNI masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku penyerangan. Kondisi tersebut, dikabarkan mengundang kecemasan dan ketakutan bagi warga sipil di perkampungan tersebut. Para warga memilih untuk mengungsi ke tempat aman ketimbang menjadi korban di tengah-tengah konflik antara TNI-Polri, dengan kelompok separatisme itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement