Ahad 12 Sep 2021 00:04 WIB

Menlu Retno: Upaya Pemerintah Cari Vaksin Sangat tidak Mudah

Keterbatasan persediaan dan kebijakan negara jadi tantangan pencarian vaksin Covid

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berbicara kepada pers usai pertemuan bilateral dengan Menlu Antony Blinken, di Departemen Luar Negeri di Washington, Selasa, 3 Agustus 2021.
Foto: AP/Jose Luis Magana
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berbicara kepada pers usai pertemuan bilateral dengan Menlu Antony Blinken, di Departemen Luar Negeri di Washington, Selasa, 3 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyebut upaya yang ditempuh Pemerintah Indonesia untuk mencari vaksin Covid-19 bukan perkara mudah. Kesulitan mengadang karena persediaan tidak sebanding dengan tingginya permintaan dari berbagai negara.

"Sangat tidak mudah mencari vaksin sampai saat ini. Kenapa tidak mudah? Pertama karena jumlah antara pasokan vaksin dunia dengan permintaan sangat tidak sebanding," kata Retno dalam acara Keluarga Alumni Teknik UGM (Katgama) Peduli Berbagi untuk Negeri di Grha Sabha Pramana, UGM, Yogyakarta, Sabtu (11/9).

Baca Juga

"Permintaan (vaksin Covid-19) jauh lebih banyak dibandingkan ketersediaan vaksin yang ada," ungkap Retno.

Kendala berikutnya adalah masih terdapat kebijakan negara-negara yang menghambat pengiriman vaksin sehingga yang di antaranya berwujud kebijakan restriksi atau pembatasan ekspor. "Akibatnya terjadi gap terhadap vaksin yang cukup besar antara negara berpenghasilan tinggi dengan negara yang berpenghasilan rendah," ujar Retno.

Dia mengatakan saat ini secara global sebanyak 5,5 miliar dosis vaksin telah disuntikkan kepada masyarakat dunia. Akan tetapi, 80 persen di antaranya ada di negara berpenghasilan tinggi.

"Bahwa saat ini di seluruh dunia 5,5 miliar dosis vaksin telah disuntikkan menunjukkan adanya gap 80 persen dari 5,5 miliar dimiliki oleh negara berpenghasilan tinggi," kata dia.

Meski demikian, kata Retno, hingga saat ini Indonesia telah menerima 227.411.510 dosis vaksin. Vaksin tersebut diperoleh melalui jalur komersial, jalur dukungan dari Covax Facility maupun dari negara-negara sahabat. Ia menuturkan selama hampir 18 bulan mesin diplomasi Pemerintah Indonesia tak pernah berhenti untuk terus memperoleh akses vaksin dan merajut kerja sama dengan berbagai negara agar kebutuhan vaksin di Tanah Air dapat tercukupi.

Retno bersyukur vaksinasi di Indonesia telah melampaui target WHO. Hingga saat ini 34 persen populasi telah memperoleh vaksin dosis pertama dan 20 persen populasi telah mendapatkan suntikan dosis kedua.

Tidak hanya itu, dari jumlah dosis yang disuntikkan Indonesia merupakan negara terbesar keempat di Asia setelah Tiongkok, India, dan Jepang. "Walaupun capaian kita sudah baik tapi kerja keras masih terus diperlukan agar kita dapat melakukan akselerasi vaksinasi untuk mencapai target populasi yang telah ditetapkan," ujar Retno Marsudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement