REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Provinsi Jawa Timur (Jatim) berhasil menekan angka kelahiran total atau total fertility rate (TFR) menjadi 1,9 yang berarti turun dibanding 2017 dengan TFR 2,1. Atas pencapaian itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memberikan penghargaan kepada Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo memberikan penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK) Tahun 2021 kepada Khofifah di Auditorium BKKBN, Jakarta Timur. Penghargaan itu diberikan karena keberhasilan menekan TFR dan memajukan program Keluarga Berencana (KB) di Jatim.
Hasto mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas kepedulian Khofifah terhadap perkembangan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana Nasional (Bangga Kencana). "Bu Gubernur sudah memimpin Jawa Timur dengan baik, karena TFR di Jawa Timur untuk seluruh Pulau Jawa relatif terjaga dengan baik. Bahkan angkanya sekarang ini 1,9 lebih sedikit," kata Hasto, Selasa (7/9).
TFR adalah jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan selama masa usia suburnya (umur 15-49 tahun). TFR 2,1 merupakan angka ideal karena dua orang anak yang dilahirkan hanya akan menggantikan kedua orang tuanya. Dalam jangka panjang, penduduk di suatu negara dengan TFR 2,1 akan mengalami pertumbuhan nol. Adapun TFR Indonesia 2020 adalah 2,45.
Hasto melanjutkan, keberhasilan Jatim menekan angka TFR juga karena komitmen Khofifah mencegah perkawinan usia anak. Khofifah diketahui menerbitkan Surat Edaran Gubernur Jawa Timur Nomor 810 Tahun 2021 tentang Pencegahan Perkawinan Anak kepada Bupati/Wali Kota se Jawa Timur, pada Januari lalu.
Dengan TFR Jatim sudah di bawah 2, imbuh Hasto, pihaknya berharap hal itu menjadi pendorong untuk menyukseskan program penurunan stunting. "Tentu kami berharap (Jatim) akan menjadi leading di dalam program percepatan penurunan stunting," katanya.