REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, Indonesia meningkatkan angka pemeriksaan atau testing rate hingga hampir 3 kali lipat dari standar WHO, yakni 2,87 per 1.000 penduduk per pekan. Angka ini meningkat dibandingkan jumlah pemeriksaan yang telah dicapai pada pekan sebelumnya.
“Melalui segala upaya untuk terus meningkatkan testing Indonesia, kita telah berhasil mencapai testing rate 2,87 per 1.000 penduduk per minggu. Hampir 3 kali lipat dari standar WHO,” ujar Siti Nadia saat konferensi pers, Rabu (1/9).
Ia menyampaikan, dari 34 provinsi, hanya empat provinsi yang masih belum mencapai target minimal pemeriksaan, yakni Provinsi Jambi, Lampung, Bengkulu, dan Sulawesi Barat. Nadia meminta agar empat provinsi ini terus meningkatkan kapasitas pemeriksaannya.
“Tentunya ini merupakan perhatian-perhatian yang harus segera kita lakukan penguatan-penguatan,” ucap dia.
Selain itu, ia mengatakan, kegiatan tes juga telah menunjukkan kenaikan hingga mencapai rata-rata 112 ribu orang yang telah dites per pekan. Pada pekan sebelumnya, rata-rata jumlah orang yang dites per pekan sebesar 101 ribu orang.
Sementara itu, pada tren angka positivity rate nasional tercatat terus mengalami penurunan. Hingga saat ini, positivity rate nasional berada pada angka 10,36 persen. Seluruh provinsi pun juga telah mengalami penurunan positivity rate.
Kemenkes mencatat, provinsi-provinsi yang memiliki angka positivity rate kurang dari 15 persen, yakni di DKI Jakarta sebesar 6,8 persen; Sulawesi Tenggara sebesar 7,8 persen; Papua sebesar 9,7 persen; Maluku Utara sebesar 10,5 persen; Banten sebesar 10,6 persen; Maluku sebesar 11,7 persen; NTB sebesar 11,9 persen; Kepulauan Riau sebesar 11,9 persen; NTT sebesar 13,2 persen; Kalimantan Timur sebesar 13,3 persen; dan Sumatera Selatan sebesar 13,6 persen.
Nadia melanjutkan, pada tren keterisian tempat perawatan (BOR) juga tercatat mengalami penurunan sehingga beban rumah sakit menjadi lebih ringan. Saat ini, kata dia, BOR nasional berada di kisaran 24 persen.
“Jika dilihat dari BOR per provinsi, semua provinsi berada di bawah angka 60 persen,” ucap Nadia.