REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pakar Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan kebijakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) harus dipersiapkan dengan matang. Salah satunya setiap pihak sekolah di seluruh Indonesia harus menyediakan pemandu seperti satgas Covid-19.
"Yang harus dilakukan pihak sekolah saat belajar tatap muka yaitu pertama, fokus dengan mengamankan anak-anak sekolah saat belajar. Misalnya, disediakan satgas covid-19, dokter maupun perawat dan puskesmas untuk mengantisipasi jika ada keperluan medis," katanya kepada Republika, Senin (30/8).
Kemudian, ia melanjutkan pihak sekolah juga harus mulai beradaptasi dari regulasi lama ke regulasi baru, misalnya materi pembelajaran apa saja yang dibutuhkan pada anak sekolah, jika harus offline dipantau dengan baik. Namun, kalau tidak terlalu penting saat ini dilakukan secara daring saja.
"Jangan lupa melakukan evaluasi berskala dari hari ke hari, sehingga setiap sekolah memiliki cara yang tepat untuk memberi ajaran kepada anak-anak di masa pandemi covid-19. Dan dibatasi durasi belajar anak yang bersekolah," kata dia.
Lalu, yang harus diperhatikan juga pihak sekolah harus menyiapkan infrastruktur pendukung agar memiliki ventilasi udara yang baik. Sehingga anak-anak yang bersekolah nyaman dalam pembelanjaran karena sirkulasi udara yang berganti.
Ia berharap pemerintah tidak ragu memberikan sanksi berupa penutupan sekolah untuk sementara apabila ditemukan pelanggaran atau penularan kasus di sekolah selama kegiatan PTM."Ini kompleks, tapi worth it ketika kami benar-benar serius. Kami harus serius banget menyiapkan PTM ini. Bukan hanya semangatnya saja, tapi jaring pengamannya juga harus benar," kata dia.
Sebelumnya diketahui, Pemprov DKI Jakarta akan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) di 610 sekolah pada Senin (30/8). Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan 85 persen guru di ibu kota telah menerima vaksinasi Covid-19."Yang 15 persen adalah mereka yang memiliki komorbid atau habis penyintas (Covid-19) sehingga belum bisa vaksin, tetapi pada waktunya mereka nanti akan mendapatkan vaksin," kata Anies kepada wartawan di Jakarta Barat, Jumat (27/8).
Anies menjelaskan 610 sekolah yang akan melaksanakan PTM secara terbatas itu telah melewati proses verifikasi. Dia menyebut ada dua tahap asesmen yang harus dilalui setiap sekolah sebelum dinyatakan lolos dan siap menggelar PTM.