REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio W Kusumo mengimbau masyarakat tidak pilih-pilih vaksin yang digunakan. Semua vaksin Covid-19 yang disetujui dipakai dalam negeri telah memenuhi seluruh persyaratan dan regulasi yang ditetapkan.
"Apa pun vaksin yang tersedia kalau memang sudah ada di depan mata, maka itu sebaiknya segera diterima karena bagaimana pun yang tidak divaksinasi itu akan memiliki risiko yang cukup besar dibanding orang yang divaksinasi," katanya, Senin (30/8).
Jika tidak divaksinasi, kata dia, orang akan memiliki risiko terinfeksi Covid-19 jauh lebih tinggi dibandingkan yang sudah divaksinasi. Bahkan, orang yang belum divaksinasi Covid-19 bisa lebih cepat jatuh pada kondisi berat hingga terancam nyawanya.
Apalagi, saat ini pemenuhan kebutuhan vaksin masih bergantung pada kedatangan dari luar negeri. Jika hanya menunggu vaksin tertentu datang, tidak akan tahu kapan vaksin tersedia, sementara pandemi tidak menunggu untuk menyerang.
Ia menyatakan, vaksin Covid-19 diberikan dengan tujuan membangun sistem kekebalan tubuh dalam melawan penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu. Pemerintah Indonesia, katanya, memastikan semua vaksin yang dipakai telah lolos uji keamanan dan efikasi untuk kepentingan kesehatan masyarakat.
Vaksin yang digunakan saat ini, menurut dia, juga sudah sesuai syarat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Salah satunya, vaksin memiliki efikasi lebih dari 50 persen. "Karena itu, masyarakat diharapkan menggunakan vaksin yang tersedia tanpa pilih-pilih merek vaksin atau tidak condong kepada penggunaan merek vaksin tertentu," kata Amin.