Sabtu 28 Aug 2021 07:10 WIB

Kondisi ODGJ di Panti Sosial Memprihatinkan

Di panti sosial, mereka adalah tahanan seumur hidup tanpa melakukan tindak pidana.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus Yulianto
Pendiri Perhimpunan Jiwa Sehat, Yeni Rosa Damayanti menunjukan keterangan jejak rekam medis gangguan jiwa salah satu terpidana mati asal Brasil, Rodrigo Gularte dalam konfrensi pers di kantor Komnas HAM Jakarta,Kamis (5/3).
Foto:

Tahanan seumur hidup

Dia pun membeberkan situasi di panti-panti sosial terutama milik swasta kepada penyandang disabilitas mental. Yeni menuturkan, bahwa penyandang disabilitas psikososial (disabilitas mental) dikurung di panti-panti sosial tanpa persetujuan mereka, tidak mendapatkan kejelasan dan kepastian kapan penyandang disabilitas psikososial tersebut keluar dari panti sosial.

"(Panti Sosial) di Jawa Tengah yang isinya sekitar 140 orang. Pengurus panti mengatakan bahwa orang-orang yang berada di panti tersebut itu akan tinggal di situ seumur hidup. Jadi, berarti mereka adalah tahanan seumur hidup tanpa melakukan tindak pidana," kata dia.

Kemudian, lanjut Yeni, penjemputan penyandang disabilitas psikososial untuk dibawa ke panti panti sosial tersebut dilakukan secara paksa dan dengan kekerasan, fasilitas di panti sosial yang berupa ruangan dengan jeruji besi ataupun menyerupai sel penjara.

Bahkan, banyak penghuni panti yang dipasung atau dirantai di dalam panti, terdapat sel-sel isolasi yang mengurung penghuni. "Karena sebagian besar pemasungan justru terjadi secara masif di panti panti sosial. Jadi orang sudah masuk di dalam panti tidak hanya dikurung di dalam sel, beberapa dari mereka juga dirantai. Jadi pemasungan itu yang banyak di panti-panti sosial, banyak orang yang tidak mengetahui hal itu," ucap dia.

Para penyandang disabilitas mental juga seringkali mendapat pemukulan, penghinaan dan berbagai tindakan yang merendahkan martabat manusia. "Ada sel sel isolasi untuk mengurung penghuni, di dalamnya acap terjadi pemukulan penghinaan dan berbagai tindakan yang merendahkan martabat manusia termasuk penggundulan baik laki-laki maupun perempuan," ungkap Yeni.

Banyak juga terjadi pemberian obat antipsikotik dengan efek sampingnya yang sangat tinggi, bahkan tanpa persetujuan atau sepengetahuan penghuni. Minimnya layanan medis bagi penghuni yang sakit juga masih terjadi.

Hal tersebut kata Yeni mengakibatkan angka kematian di panti-panti sosial yang lebih tinggi dibandingkan tempat-tempat lain. Namun sampai sekarang kata Yeni, tidak ada pihak yang secara serius mendata angka mortalitas di panti-panti sosial tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement