Kamis 26 Aug 2021 14:56 WIB

Menunggu Kepastian PAN Diajak Bergabung ke Koalisi

PAN mengaku siap jika memang diajak bergabung ke koalisi partai pendukung Presiden.

Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) sekaligus Wakil Ketua MPR Zulkifli Hasan. Muncul kabar PAN akan segera bergabung dalam koalisi partai pendukung Presiden Joko Widodo.
Foto:

Kabar akan masuknya PAN ke koalisi disambut baik partai lain yang sudah lebih dulu bergabung. Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arwani Thomafi mengatakan, pertemuan semalam berisi pembahasan penanganan Covid-19.

Tujuh partai politik koalisi dan Jokowi tak membahas perombakan atau reshuffle kabinet Indonesia Maju. Bahkan, PAN yang disebut akan bergabung justru menambah kekuatan pemerintah dalam penanganan Covid-19.

"Tidak ada (pembahasan reshuffle). Masuknya kekuatan politik baru atau siapapun itu untuk memperkuat kebersamaan seluruh kekuatan politik atau komponen bangsa di dalam melakukan kerja-kerja di masa pandemi Covid ini," ujar Arwani.

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid, juga mengatakan belum ada pembahasan terkait perombakan kabinet jika PAN masuk. Baginya terlalu dini jika membicarakan perombakan atau reshuffle Kabinet Indonesia Maju.

”Ini terlalu dini, belum tentu. Kita tunggu saja apa yang akan diambil atau tindak lanjut dari pertemuan sore kemarin," ujar pria yang akrab disapa Gus Jazil itu kepada wartawan, Kamis (26/8).

Tak pantas jika pertemuan antara partai politik dan bergabungnya PAN ke dalam koalisi dipandang sebagai ajang bagi-bagi kursi di kabinet. Ia menegaskan, reshuffle atau tidak merupakan hak prerogatif Jokowi.

"Jadi kalau Presiden mau mengambil, mengganti kursi menteri, hari ini, silakan dengan hormat. Dan yang menjadi tolak ukurnya kemampuan kinerja kabinet yang di-reshuffle untuk menghadapi kondisi yang ada," ujar Gus Jazil.

"Bukan pada konteks bagi-bagi kursi dan menyebabkan kegemukan koalisi. Kalau itu yang terjadi, justru nanti akan menjadi masalah di detik-detik akhir," sambungnya.

Ia mengatakan, sebenarnya koalisi ini lebih menyangkut pertemanan antara sesama partai. Apalagi pemerintah membutuhkan dukungan selama penanganan pandemi Covid-19, mengingat kepemimpinan Jokowi tersisa tiga tahun lagi.

"Tentu Pak Presiden ingin kondisi masyarakat, kondisi sosial ekonomi ini pulih menjelang berakhirnya kepemimpinan beliau. Makanya masyarakat saya yakin mestinya memberikan apresiasi dukungan terhadap silaturahim yang dilakukan para elite parpol koalisi," ujar Gus Jazil.

Pertemuan para petinggi partai koalisi tersebut setidaknya memberikan pesan positif kepada masyarakat. Bahwa di tengah kondisi sulit saat ini, para elite politik sudah duduk bersama dalam satu meja.

"Kami dari awal memang sebaiknya PAN lebih baik bersama-sama, bagi PKB dari awal tidak pernah cari musuh. Bagi PKB, seribu teman itu terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak," ujar Gus Jazil.

photo
Infografis Jabatan Presiden 3 Periode - (republika/kurnia)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement