Senin 23 Aug 2021 17:46 WIB

Masyarakat Positif Covid Diminta Tak Ragu ke RS

Masyarakat jangan pergi ke dukun ketika terpapar Covid-19.

Rep: Rossi Handayani /Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Subarkah
Relawan memberikan paket sembako kepada warga yang menjalankan isolasi mandiri (isoman).
Foto: Antara/Makna Zaezar
Relawan memberikan paket sembako kepada warga yang menjalankan isolasi mandiri (isoman).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Gerakan Nasional (Gernas) Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Mejelis Ulama Indonesia (MUI), Lukmanul Hakim menghimbau masyarakat yang terpapar virus covid-19 agar tidak ragu pergi ke rumah sakit untuk menjalani pengobatan. 

"Di rumah sakit kebanyakan itu yang komorbid, jadi itu kita himbau agar masyarakat yang memang positif untuk tidak usah ragu untuk ke rumah sakit," kata Lukmanul pada Senin (23/8).

Saat ini kasus harian covid-19 terus mengalami penurunan, akan tetapi kasus kematian masih dinilai cukup tinggi. Beberapa di antaranya meninggal saat sedang menjalani isolasi mandiri.

"Kami dapat laporan beberapa dari tim kami banyak yang isoman meninggal," kata dia.

Lukmanul mengatakan, kebiasaan masyarakat yang terpapar virus covid-19, mereka tidak langsung menemui dokter. Akan tetapi mereka lebih memilih petunjuk dari temannya, ke rumah sakit kalau sudah parah.

"Ini budaya medical life style masyarakat Indonesia, ketika sakit tanya teman, syukur nggak ke dukun, tentu saja kondisi setiap orang berbeda, dia dengan temannya bisa berbeda," ucap Lukmanul.

Hampir Seluruh Pasien Isoman Sudah Dipindahkan ke Isoter

 

Sementara itu, hampir seluruh pasien isolasi mandiri (isoman) di Kota Malang sudah dipindahkan ke fasilitas isolasi terpusat (isoter). Langkah ini dilakukan setelah pemerintah pusat mendorong Kota Malang segera melaksanakan kebijakan tersebut. 

 

Wali Kota Malang Sutiaji mengungkapkan, saat ini kapasitas isoter di daerahnya sekitar 500an tempat tidur. Sementara untuk jumlah pasien yang sedang menjalani isoman sekitar 300an orang. Dari total tersebut, beberapa di antaranya telah dipindahkan ke layanan isoter milik Pemkot Malang. 

 

Lebih detail, 230 pasien isoman sudah dipindahkan ke layanan isoter (Safe House). Fasilitas safe house tercatat memiliki kapasitas 250 tempat tidur untuk pasien tanpa gejala atau gejala ringan. 

 

Selain Safe House, Pemkot Malang juga telah mempersiapkan layanan isoter di tempat lainnya. Yakni, 185 tempat tidur di salah satu hotel Kota Malang dan 50 tempat tidur di rumah teduh. "Dan di SKB (Sanggar Kegiatan Belajar), ada 50 (tempat tidur)," kata Sutiaji kepada wartawan di Kota Malang, Senin (23/8).

 

Menurut Sutiaji, tidak ada penolakan dari pasien isoman saat dipindahkan ke isoter. Mereka memahami langkah tersebut penting dilakukan guna memutus penyebaran Covid-19 di lingkungan keluarga.

 

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI, Luhut Binsar Pandjaitan meminta pemerintah Malang Raya segera melakukan pemindahan pasien isoman ke isoter. Jika ada masyarakat yang terpapar Covid-19, maka diharapakan bisa segera dibawa ke isoter. "Di sini ada dokternya, ada makannya, ada obatnya, pengecekannya, ada semua dan tidak menularkan ke keluarga kita," ungkapnya saat meninjau sejumlah tempat penanganan Covid-19 di Malang Raya, Jumat (13/8).

 

Penekanan yang diuraikan Luhut tidak lepas dari keberadaan varian delta. Varian ini dinilai sangat berbahaya karena bisa menyerang pernapasan. Jika saturasi oksigen seseorang sudah mendekati angka 80, maka akan sulit ditolong nantinya.

 

"Kalau di rumah obatnya belum tentu ada, dokter enggak ada, Nakes //ndak// ada, ngurus saturasi oksigen tidak ada, oksigen sendiri kalau diperlukan tidak ada. Di sini semua ada," ucap dia.

 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement