Jumat 13 Aug 2021 17:37 WIB

Orang Rimba Belajar Budi Daya Jernang

Jernang merupakan buah tumbuhan merambat yang miliki potensi ekonomi tinggi

PT Royal Lestari Utama (RLU) melalui anak usaha PT Lestari Asri Jaya (LAJ) mengajak komunitas Orang Rimba membudidayakan Jernang.
Foto: PT RLU
PT Royal Lestari Utama (RLU) melalui anak usaha PT Lestari Asri Jaya (LAJ) mengajak komunitas Orang Rimba membudidayakan Jernang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Royal Lestari Utama (RLU) melalui anak usaha PT Lestari Asri Jaya (LAJ) mengajak komunitas Orang Rimba membudidayakan Jernang. Bukan hal mudah mengajak komunitas Orang Rimba untuk menetap dan mengembangkan tanaman budi daya seperti Jernang dikarenakan kebiasaan suku ini yang kerap berpindah-pindah dalam bercocok tanam.

Melalui program corporate social responsibility (CSR) pemegang hak pengusahaan hutan tanaman industri di Jambi ini ingin memberdayakan Orang Rimba. Direktur Corporate Affairs dan Sustainability PT RLU, Yasmine Sagita, mengatakan perusahaan ingin meningkatkan taraf hidup Orang Rimba. 

"Perusahaan melakukan pendampingan terhadap pengembangan Jernang, memberikan fasilitas budi daya, transfer teknologi, dan sebagainya," ujar Yasmine, melalui keterangan tertulisnya, Jumat (13/8). 

PT LAJ yang selama ini menjalankan usaha di bidang produksi karet alam berkerja sama dengan pemerintah setempat mendirikan area konservasi hewan liar atau wildlife conservation area (WCA) yang berlokasi di sebelah selatan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh. Di dalam area WCA, PT RLU ingin menjaga hutan seluas sekitar 9.700 hektare yang selama ini menjadi habitat hewan dilindungi, gajah dan harimau Sumatra.

Menurut Yasmine, diharapkan komunitas Orang Rimba tak hanya belajar bagaimana bertanam Jernang tetapi juga mengetahui cara mengatasi kendala. Misalnya cara pengendalian hama dan penyakit, teknik pemanenan hingga penjualan buahnya. "Sebelumnya perusahaan juga telah memfasilitasi Orang Rimba untuk kunjungan belajar kepada warga yang telah sukses membudidayakan Jernang di Taman Nasional Bukit Dua Belas," kata Yasmine.

Setahun yang lalu perusahaan juga memberikan pelatihan tentang Jernang kepada Orang Rimba. Dari pelatihan ini Orang Rimba menjadi tahu bagaimana cara membuat biji Jernang menjadi cepat berkecambah. Kalau biasanya untuk tumbuh kecambah Jernang harus menunggu enam bulan maka dengan teknologi modern dapat dikembangkan dalam waktu 20 sampai 22 hari saja. Selama ini perawatan menjadi kendala budi daya Jernang oleh Orang Rimba.

PT LAJ juga memberikan 300 batang Jernang siap tanam yang disalurkan di dua lokasi komunitas Orang Rimba. Sebanyak 11 kilogram buah Jernang telah dibibitkan di Pembibitan Tanaman Kehidupan Orang Rimba. Bibit ini nantinya ditanam di lahan milik Orang Rimba di WCA. 

Tidak hanya melestarikan dan membudidayakan Jernang, perusahaan mengembangkan kebun dan pembibitan agroforestry pula untuk Orang Rimba, juga pendampingan kepada kelompok wanita untuk membuat kerajinan tangan. "Ini guna meningkatkan sumber penghasilan Orang Rimba," kata Yasmine.

Jernang (Dhaemorhop Draco) atau di pasar dikenal dengan nama Dragon Blood merupakan buah tumbuhan merambat yang memiliki potensi ekonomi tinggi. Harga buah ini di pasaran bisa mencapai Rp 7-9 juta per kilogram di tingkat pengepul lokal. Sedangkan harga per Agustus 2021 masih Rp 3 juta per kilogram.

Tingginya harga Jernang dipengaruhi budi dayanya yang membutuhkan keahlian dan ketelatenan. Tanaman ini hanya tumbuh di hutan tropis dengan ketinggian 800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Buah tanaman ini dapat dipanen dua kali dalam setahun. Namun ini sangat bergantung kepada keahlian dan kemampuan pelaku budi daya.

Di industri, buah Jernang dimannfaatkan sebagai bahan baku pembuatan marmer, alat-alat dari batu, keramik, cat kayu, farmasi, kertas, pasta gigi, hingga kain tenun. Masyarakat lokal biasanya memanfaatkan Jernang sebagai obat terutama untuk diare, sedang di Eropa digunakan sebagai bahan baku obat disentri. Tanaman ini juga kerap dimanfaatkan sebagai dupa, sehingga kerap disebut sebagai kemenyan merah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement