Jumat 06 Aug 2021 23:47 WIB

Upaya Pemerintah Keluarkan Indonesia dari Resesi Diapresiasi

Ekonom CSIS apresiasi upaya pemerintah keluarkan indonesia dari resesi.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Departemen Ekonomi CSIS Yose Rizal Damuri (kiri)
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Departemen Ekonomi CSIS Yose Rizal Damuri (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Yose Rizal Damuri, angkat bicara terkait keluarnya Indonesja dari resesi ekonomi. Menurutnya, penanganan pandemi yang tak hanya mengutamakan sektor kesehatan atau ekonomi berhasil mencatatkan hasil positif.

"Program pemerintah membantu di beberapa sektor. Kondisi kesehatan yang under control juga memengaruhi," kata Yose Rizal Damuri dalam keterangan, Jumat (6/8).

Baca Juga

Yose menilai, kebijakan pengetatan dalam hal penanganan pandemi Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto juga berhasil meredam penyebaran virus. Dari sisi ekonomi, beragam kebijakan dan strategi sukses membawa Indonesia keluar dari resesi.

Dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal dua 2021 Indonesia mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,07 persen. Angka itu menjadi yang tertinggi dalam 17 tahun terakhir atau sejak 2004.

Menurut Yose, perbaikan ekonomi nasional lebih disebabkan karena perbaikan kesehatan. Imbasnya, sambung dia, pengeluaran uang tidak lagi bersikap wait and see sehingga investor juga tak segan untuk menanamkan modalnya.

Penilaian Yose sejalan dengan strategi yang dibuat Airlangga. Menggunakan pola helicopter view, Ketua Umum Partai Golkar itu tidak sekadar memfokuskan penanganan pandemi dari sisi ekonomi atau kesehatan saja.

"Kita melihat situasi ini secara helicopter view, tidak bisa secara parsial. Jika hanya dilihat dari sisi kesehatan, kebijakan terkesan kurang tegas. Jika dilihat dari sisi ekonomi saja, kebijakannya terkesan terlalu membatasi. Ini harus dilakukan secara hati-hati dan dihitung dengan cermat, karena pemerintah harus mempertimbangkan berbagai aspek ini," kata Airlangga.

Airlangga melanjutkan, demi menjaga daya beli masyarakat tetap tinggi maka pemerintah menerapkan beragam skema bantuan sosial dan insentif. Menurut Yose, program tersebut memberikan dampak positif. Bantuan sosial mampu mendorong konsumsi.

"Program pemerintah tentunya berguna untuk menjaga kehidupan masyarakat tidak jatuh terlalu dalam. Agar masyarakat bisa hidup secara subsisten sambil menunggu perbaikan," katanya.

Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad juga mengapresiasi peran Airlangga Hartarto terkait pertumbuhan ekonomi nasional. Dia menilai pertumbuhan ekonomi bisa mempertegas usaha pemerintah yang tak sekadar memfokuskan penanganan pandemi dalam satu sektor saja.

"Pertumbuhan ekonomi 7,07 persen adalah capaian yang luar biasa besar dalam proses pemulihan ekonomi nasional," katanya.

Dia mengatakan, ekonomi yang mengalami pertumbuhan positif juga akan berdampak di sektor kesehatan juga terus mengalami perbaikan. Dia menilai pemerintah cukup berhasil menangani pandemi.

"Walaupun kasus konfirmasi positif harian masih relatif besar, tapi cukup bisa ditahan sehingga tidak meledak seperti di India," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement