Kamis 05 Aug 2021 13:43 WIB

Wabah dalam Sastra Indonesia

'Tjerita Nyai Paina' berkisah penyakit cacar di Desa Poerwo

Ronggeng Dukuh Paruk(2003) karya Ahmad Tohari merupakan salah satu karya sastra yang berlatar wabah penyakit.
Foto:

Dalam penangan wabah terlihat terlihat superioritas Barat terhadap Timur. Dalam mencari anak-anak untuk pembawa vaksin, Andrian lebih memilih anak-anak Eropa yang diangap mandiri dan memiliki orang tua yang berakhlak baik. Begitu pula  sikap, pendeta van Kijkscherp, pengelola panti besar di Jalan Molenvliet menolak menyerahkan anak-anak pantinya karena ditakuti akan bercampur darah antara orang-orang Eropa dengan pribumi 

Demikian, beberapa wabah yang dapat dilihat dalam karya sastra Indonesia. Dengan membaca karya-karya itu, kita  tidak hanya melihat wabah itu terjadi tetapi mengetahui  sikap masyarakat terhadap bencana itu. Berbagai upaya penguasa serta masyarakat pada masa lalu dalam menanganinya dapat menjadi model menghadapi wabah yang saat ini sedang terjadi.

Sebagai karya imajinasi, karya sastra memberi ruang tafsir yang seluas-luasnya kepada pembaca yang tidak diberikan bacaan lainnya. Hal itu karena pengarang memberikan perspektif tertertu terhadap peristiwa yang digambarkan dalam ceritanya. Dengan demikian, pembaca tidak hanya mendapat informasi tetapi juga berbagai perspektif tergantung penafsirannya. Hal itu memungkinkan tidak adanya penafsiran tunggal dalam pembacaan karya-karya itu. Pembacaan terhadap karya akan melahirkan berbagai penafsiran  termasuk uraian dalam penjelasan tulisan ini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement