Hasto mengatakan atas arahan Megawati, DPP PDIP sudah mengirim surat resmi kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Isinya mengingatkan agar Jakarta bersiap-siap ketika ada bencana yang datang. Dan kita harus melakukan mitigasi karena kita berada di wilayah cincin api (ring of fire) Pasifik.
Hasto mengingatkan, pada 2015, Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDIP melaksanakan pelatihan bersama Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan yang dikenal juga sebagai Basarnas. Saat itu, Megawati meminta agar PDIP membangun batalion khusus yang siap turun ke wilayah bencana, dan bekerja tanpa memperhatikan latar belakang pilihan politik masyarakat terdampak.
Selain itu, Megawati sampai menyampaikan persetujuan pemindahan ibukota. Alasannya, karena Jakarta tak terlihat menyiapkan perencanaan dan persiapan mitigasi bangunan dan berbagai upaya penanggulangan bencana.
Pada 2018, Megawati mengkhawatirkan wilayah DKI Jakarta yang tidak serta-merta aman dari bencana. Apalagi letak Jakarta tak jauh dari Selat Sunda, tempat Gunung Krakatau yang dikenal aktif. Jakarta juga punya banyak gedung tinggi yang harus dipastikan memiliki sistem anti gempa.
Pada 2019, kembali Megawati mengingatkan bahwa Jakarta dibayangi oleh gempa megathrust.
"Inilah bukti kronologis bagaimana Ibu Mega menaruh perhatian besar. Inilah tacit knowledge kepemimpinan strategis beliau. Tak Heran Unhan memberi gelar profesor kepada Ibu Mega. Karena kepemimpinan beliau visioner dan strategis," urai Hasto.
Kata Hasto, kesadaran soal bencana dan mitigasinya harus dipersiapkan. Itulah salah satu alasan mengapa partainya menggelar launching sistem peringatan dini ini.
"Kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang mendukung pelatihan mitigasi berjalan dengan baik. Akan diresmikan Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Geo-Hidrometeorologi," kata Hasto.