Ahad 01 Aug 2021 19:56 WIB

Koreksi Eijkman: Dua Kasus di Jambi Bukan Varian Delta Plus

Dua kasus Covid-19 di Jambi masuk kelompok varian lokal Indonesia B1466.2.

Spanduk terpasang di tempat duduk kawasan GOR Kota Baru, Jambi, Kamis (22/7/2021). Lembaga Eijkman hari ini mengoreksi bahwa, dua kasus Covid-19 di Jambi bukan dari varian Delta Plus. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Wahdi Septiawan
Spanduk terpasang di tempat duduk kawasan GOR Kota Baru, Jambi, Kamis (22/7/2021). Lembaga Eijkman hari ini mengoreksi bahwa, dua kasus Covid-19 di Jambi bukan dari varian Delta Plus. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Biologi Molekuler Eijkman telah memastikan bahwa dua kasus Covid-19 yang dilaporkan terjadi di Provinsi Jambi bukan merupakan varian Delta Plus. Sehingga, hanya satu kasus varian Delta Plus yang terkonfirmasi ada di Indonesia, yakni di Mamuju, Sulawesi Barat.

"Ternyata yang di Jambi itu harus dikoreksi, masuknya bukan ke Delta Plus, tapi kelompoknya varian lokal Indonesia B1466.2," kata Kepala Eijkman Prof Amin Subandrio, Ahad  (1/8).

Baca Juga

Lembaga penelitian pemerintah yang bergerak di bidang biologi molekuler dan bioteknologi kedokteran semula melaporkan terdapat dua varian Delta Plus yang terkonfirmasi di Jambi. Selain itu, Eijkman juga menyebut ada satu kasus yang sama di Mamuju.

"Pada hari ini ada perubahan berdasarkan kajian molekuler lebih dalam, ternyata Delta Plus itu baru satu, yaitu yang di Mamuju," katanya.

Amin mengatakan, varian Delta Plus adalah turunan dari varian Delta yang mengalami satu tambahan mutasi di mana asam amino leusin pada bagian protein diganti dengan Asparagin (N). Namun, saat dikonfirmasi apakah varian Delta plus memiliki sifat yang lebih mengkhawatirkan daripada Delta? Amin mengemukakan, bahwa pihaknya belum memiliki bukti yang cukup kuat hingga saat ini.

"Karena jumlah isolatnya juga masih sedikit," ujarnya.

Amin menambahkan varian Delta berdasarkan pengamatan terhadap kasus-kasus yang ada di Tanah Air belum memiliki data secara ilmiah bisa bisa menyebabkan gejala lebih berat. "Kita lihat yang terinfeksi varian Delta tidak semuanya berat dan pasien berat saat ini tidak semuanya Delta. Jadi hubungan Delta dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas untuk di Indonesia itu belum ada dukungan bukti yang kuat," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement