REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Provinsi Bali meningkatkan target pelacakan dan pengujian terhadap orang yang kontak erat dengan penderita Covid-19 di daerah itu. Uji kontak erat per hari mencapai 8.000 hingga 10.000 orang.
"Untuk mempercepat upaya penanganan Covid-19, maka sesuai arahan Bapak Menko Maritim dan Investasi dilaksanakan peningkatan target tracing (pelacakan) dan testing (pengetesan), minimum delapan orang kontak erat untuk setiap satu kasus baru COVID-19," kata Gubernur Bali Wayan Koster dalam keterangan tertulis di Denpasar, Jumat.
Program ini dikoordinasikan oleh Pangdam IX/Udayana bersinergi dengan Polda Bali, Pemerintah Provinsi Bali dan pemerintah kabupaten/kota, perguruan tinggi bidang kesehatan, rumah sakit pemerintah dan swasta, serta relawan. Koster menambahkan target pelacakan 8.000-10.000 orang per hari ini dinamis sesuai dengan kasus baru yang muncul dalam satu hari.
"Dengan ditingkatkannya target jumlah tracing dan dilanjutkan dengan testing (tes cepatantigen dan tes usap PCR, red.), maka secara langsung akan diikuti dengan meningkatnya jumlah kasus baru COVID-19. Tindakan ini merupakan upaya yang terbaik guna mencegah laju meningkatnya penularan di tengah masyarakat," ucapnya.
Oleh karena itu, Koster juga mengimbau masyarakat Bali agar bersedia dan aktif menjalani pelacakan dan pengetesan ketika bersentuhan dengan orang yang terkena Covid-19. "Saya meminta seluruh komponen masyarakat secara bersama-sama mengembangkan kesabaran dan kesadaran kolektif, bahwa ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi menjadi tanggung jawab bersama dengan semangat gotong royong agar pandemi Covid-19 dapat ditangani dengan sebaik-baiknya," ucap Koster.
Munculnya kasus baru Covid-19 varian Delta di Bali masih terus meningkat, bahkan sudah mencapai lebih dari 1.000 kasus baru per hari. Pada Jumat ini tercatat penambahan kasus baru sebanyak 1.365 orang dan 37 orang yang meninggal dunia. Sementara pasien yang dalam perawatan atau kasus aktif sebanyak 12.072 orang.
Koster mengemukakan berdasarkan penelusuran, orang yang terkena COVID-19 di Bali sebanyak 40 persen sudah divaksin dan sebagian besar yaitu sebanyak 60 persen belum divaksin. Pasien Covid-19 yang meninggal dunia sebanyak tujuh persen sudah divaksin dan sebagian besar yaitu sebanyak 91 persen belum divaksin."Ini menjadi bukti bahwa vaksinasi sangat efektif mengurangi risiko penularan dan kematian bagi pasien," ujar Koster.
Data juga menunjukkan bahwa pasien yang meninggal itu sebanyak 63 persen karena penyakit bawaan (komorbid) dan sebanyak 37 persen bukan karena penyakit bawaan (bukan komorbid).