REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Barat (Kasatpol PP Jakbar), Tamo Sijabat mengeklaim, jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) menurun cukup signifikan selama Pemberlakuan Pembatasan Kegaiatan Sosial (PPKM) Darurat dan Level 4.
"Wah sudah berkurang, dari pantauan kami hampir menurun sebesar 80 persen," kata Tamo saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (29/7).
Menurut Tamo, biasanya para PMKS yang terdiri dari manusia silver, pengamen, pemulung, hingga pengemis kerap terlihat di kawasan Daan Mogot dan perbatasan Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Provinsi Banten. Namun sejak PPKM berlaku satu bulan terakhir, petugas Satpol PP Jakbar sudah jarang melihat mereka.
"Ya masih ada sih, cuman ya jarang lah. Sudah sangat jarang," jelas Tamo. Dia menganggap, minimnya warga yang keluar rumah membuat para PMKS kehilangan 'mata pencahariaan'. Akhirnya, lanjut Tamo, para PMKS pun enggan beroperasi di jalanan.
"Orang juga pasti takut lah berinteraksi sama orang asing. Siapa yang mau kasih uang, orang takut," ujar Tamo.
Walaupun demikian, pihaknya beserta Suku Dinas Sosial Jakbar tidak mengendurkan pengawasan terhadap PMKS. Nantinya, PMKS yang terjaring petugas dibawa ke Panti Sosial dan GOR kawasan Cengkareng untuk dilakukan pembinaan.