Rabu 28 Jul 2021 13:10 WIB

Bareskrim Selidiki Dugaan Kebocoran Data Nasabah BRI Life

Seluruh data yang diambil oleh hacker ini dijual dengan harga 7.000 dollar AS.

Rep: Ali Mansur / Red: Agus Yulianto
Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto (kanan)
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Badan Reserse Kriminal Mabes Polri tengah menyelidiki kasus dugaan kebocoran data 2 juta nasabah BRI Life. Diduga jutaan data nasabah itu di jual secara online melalui sebuah forum di dunia maya. 

Kebocoran data jutaan nasabah itu diketahui melalui sebuah cuitan yang dibagikan oleh akun media sosial twitter dengan nama Under The Breach. “Jadi, sedang dilidik Eksus,” ujar Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Komisaris Jenderal Agus Andrianto, saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (28/7).

Hanya saja, Agus belum dapat menjelaskan secara rinci mengenai dugaan awal terjadinya kebocoran tersebut. Dia hanya menjelaskan, kasus tersebut merupakan pelanggaran pidana berkaitan dengan masalah perbankan. 

“Terkait perbankan. Data BRI Life, dugaanya kan dari sana,” ungkap Agus.

Dalam akun twitter Under The Breach ada sekitar 2 juta nasabah yang terdampak. Sekitar 463.000 dokumen berhasil diambil peretas. Akun tersebut juga menuliskan, peretas memiliki video demonstrasi berdurasi 30 menit, yang berisi tentang sejumlah besar data sekitar 250 GB. 

Kemudian data nasabah yang dimiliki sang hacker adalah berbentuk file berformat PDF. Adapun data yang diretas tersebut mencakup foto KTP, rekening, nomor wajib pajak, akte kelahiran, hingga di rekam medis. Seluruh data yang diambil oleh hacker ini dijual dengan harga 7.000 dollar AS atau sekitar Rp 101,6 juta. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement