Rabu 28 Jul 2021 09:27 WIB

Dirgahayu Gelar 90, Semangat Antikorupsi Mengabdi untuk NKRI

Suka duka, mulai tangis, canda hingga tawa, selalu kami (Taruna Gelar 90) hadapi.

Polri...

Oleh : Firli Bahuri, Ketua KPK RI

Kembali saya teringat masa-masa perjuangan untuk menentukan jalan hidup dan mewujudkan cita-cita kecil 'Untuk Indonesia Besar' yang tak sekadar menjadi mimpi tetapi impian serta cita-cita saya, seorang yatim dari Dusun Lontar Batu Raja, sebuah desa kecil diujung pelosok Sumatra Selatan, yang ditinggal wafat ayah saat berusia 5 Tahun. Saya menyaksikan sendiri betapa hebat perjuangan ibu untuk menghidupi anak-anaknya, di mana beliau menekankan betapa pentingnya pendidikan untuk merubah keadaan khususnya ekonomi keluarga saat itu.

Sebatang kara, ibu berjuang sangat keras layaknya seorang ayah, dengan kesabaran yang penuh kasih nan sayang bagi anaknya. Yang saya pahami, seorang ibu akan selalu berusaha segenap jiwa dan raganya untuk membahagiakan dan mengedepankan masa depan anaknya, walaupun mungkin itu mengorbankan kebahagian dan masa depannya sendiri.

Dalam setiap sujud malamnya, sering terdengar nama saya disebut, dalam liang air mata beliau, tak terhitung doa-doa yang beliau panjatkan, membaluri sekujur tubuh melalui usapan hangat tangannya yang renta, saat saya terlelap. Ya Allah.. saya rindu sekali ibu saya.. (Al-Fatihah).

Hidup dengan keterbatasan, tidak sedikitpun mengendurkan apalagi menghentikan langkah mengejar cita-cita kecil Untuk Indonesia Besar dengan menjadi seorang abdi negara. Hanya tekad kuat teriring untaian doa ibu yang membuat saya terus maju, berlari menggapai cita-cita dan impian. Layaknya Siti Hajar yang mengarungi gurun pasir nan tandus hanya untuk mencari seteguk air bagi putranya Nabi Ismail AS setelah ditinggal Nabi Ibrahim AS, besarnya pengorban ibu yang tak terhingga lah yang menghantarkan saya melewati ragam halang rintang hingga sampai pada titik ini.

Satu pesan ibu, "Jika tak ada tumpuan untuk berpegang, ingat ada Allah SWT tempat kita bersandar", selalu saya jadikan pedoman dalam menjalani khususnya menghadapi situasi dan tantangan apa pun dalam hidup ini.

Tidak seorang pun yang mem-back up saya sedari dulu hingga saat ini. Hanya Allah SWT yang saya jadikan pegangan sejak awal sampai akhir nanti.

Karena itulah saya tidak memiliki beban apapun dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai abdi negara mengingat saya bukan orang politik terlebih lagi seorang politikus, sehingga tidak sedikit pun memiliki hasrat, keinginanan apalagi nafsu politik. Saya hanya anak bangsa yang memiliki semangat dan tekad untuk mengabdikan diri, pikiran, tenaga (energy, passion, spirit) dan komitmen bagi kemajuan NKRI.

Perjuangan keras dan jujur sangat berat, telah saya jalani dan lalui khususnya saat ingin masuk Akabri Dhira Brata Polri/Akpol, mengingat saya hanya seorang bintara kala itu. Lima tahun berturut-turut (1982, 1983, 1984, 1985, 1986), saya mendaftar diri ke Akpol tanpa koneksi apalagi embel-embel katabelece dan syukur alhamdulillah di tahun 1987, saya diterima mengikuti pendidikan serta pelatihan di Akpol.

Andil dan peran besar pendidik, pengajar dan pelatih serta senior dan juga rekan sejawat yang baik semasa di Akpol, telah membentuk kepribadian serta wawasan dan pandangan saya akan tujuan bernegara, sehingga semakin memicu cita-cita sebagai FBI, Firli Bahuri bekerja untuk Indonesia, yang Insya Allah akan terus saya wujudkan hingga akhir hayat nanti. Tidak terasa masa akhir tugas di Polri semakin dekat, tinggal tiga bulan lagi tepatnya 8 November 2021, saya akan purna bakti sebagai anggota Polri.

Tiga puluh tujuh tahun saya menjadi anggota Polri, mulai dari Sersan Dua tepatnya di 1 Juni 1984 atau 32 Tahun sebagai Perwira setelah lulus Akpol pada 26 Juli 1990. Dengan kerendahan hati, saya memohon diberikan kesehatan, kekuatan dan keselamatan dunia-akhirat untuk menuntaskan amanah sebagai Pimpinan KPK, ujung tombak pemberantasan korupsi di Indonesia.

Perjalanan hidup manusia memang tidak dapat kita duga apalagi diprediksi. Kita hanya perlu menjalani takdir hidup secara baik, sabar, ikhlas serta tulus dengan terus berusaha dan berserah diri akan hasilnya kepada Allah SWT.

Dirgahayu Gelar 90 - Gema Lembah Tidar 90 ke-31 Tahun, teruslah berkarya untuk bangsa dan negara. Mengabdi untuk Negeri tercita NKRI. semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia dari marabahaya, dan meridhai tercapainya cita-cita tujuan bernegara untuk Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, Indonesia yang maju, Indonesia yang sejahtera, Indonesia adil dan makmur, Indonesia adil, aman dan damai, serta Indonesia yang membanggakan seluruh rakyat Indonesia.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

-- Jakarta, 26 Juli 2021.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement