Sabtu 24 Jul 2021 14:59 WIB

HAN Momentum Jaga Penerus Bangsa dari Nilai Antikorupsi

Pentingnya menanamkan nilai antikorupsi sehingga tidak terpengaruh perilaku koruptif.

Hari Anak Nasional 2021 menjadi momentum menanamkan nilai-nilai antikorupsi kepada anak sejak dini. Foto: Sejumlah anak bermain di kawasan pemukiman kumuh Muara Baru, Jakarta Utara (ilustrasi).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Hari Anak Nasional 2021 menjadi momentum menanamkan nilai-nilai antikorupsi kepada anak sejak dini. Foto: Sejumlah anak bermain di kawasan pemukiman kumuh Muara Baru, Jakarta Utara (ilustrasi).

Oleh : Firli Bahuri, Ketua KPK RI

REPUBLIKA.CO.ID, Jumat, 23 Juli 2021, para orang tua dan anak-anak Indonesia, kembali memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 2021, di mana tema besar 'Anak Terlindungi, Indonesia Maju' yang diusung dalam peringatan tahun ini sangat tepat. Mengingat anak-anak adalah generasi penentu arah, tujuan, dan kemajuan bangsa kita.

Melindungi anak-anak, sejatinya bukan hanya tugas para orang tua dan keluarganya semata, melainkan kewajiban segenap eksponen masyarakat di republik ini, dalam bingkai besar keluarga sebangsa dan se-Tanah Air. Setiap elemen bangsa sejatinya mengambil peran dalam proses 'asah asih asuh' anak-anak generasi masa depan bangsa, agar mereka tidak terpengaruh dan siap menghadapi ragam persoalan bangsa, salah satunya korupsi dan perilaku koruptif yang telah berurat akar di negeri ini.

Dalam pertemuan Kami dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Bapak Boy Rafli Amar Kamis siang (22/7), KPK dan BNPT memiliki kesamaan presepsi, visi dan misi terkait cara memerangi tiga musuh utama NKRI yakni korupsi, terorisme dan radikalisme serta narkotika; yaitu dengan memberikan asupan nilai-nilai moral, etika, agama, budaya, mental spiritual serta pendidikan kebangsaan kepada anak-anak sedini mungkin.

KPK menggunakan jejaring pendidikan formal maupun nonformal untuk menyemaikan nilai-nilai antikorupsi kepada generasi penerus bangsa ini sejak usia dini hingga dewasa, mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Agar nantinya anak tumbuh dan terbentuk karakter kuat serta integritas dalam diri setiap anak bangsa di republik ini, sehingga tidak terpengaruh korupsi maupun perilaku koruptif yang masih dianggap laten.

Penting bagi kita untuk senantiasa menanamkan nilai-nilai antikorupsi sedini mungkin kepada anak-anak, agar mereka dapat jelas melihat kelam dan sesatnya jalan korupsi dibalik tebalnya kabut surga fatamorgana. Dengan selalu menjaga, merawat serta menumbuhkan nilai-nilai antikorupsi sejak usia dini hingga dewasa, Insya Allah generasi masa depan kita akan memiliki paradigma baru dalam memandang korupsi sebagai perbuatan terhina, aib nan tercela, bukan budaya apalagi kultur warisan leluhur bangsa dan dosanya (korupsi) harus ditanggung dunia akhirat.

Jika dicermati secara utuh dalam konteks membangun dan membentuk anak-anak antikorupsi, ‘jiwanya’ adalah pendidikan kuat karakter yang berkesinambungan dan konsisten diterapkan sejak dini, mengingat muara dari persoalan korupsi adalah hilangnya nilai-nilai antikorupsi (jujur, berintegritas, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, adil) dari dalam diri anak-anak bangsa.

Anak-anak sebagai bagian dari elemen masyarakat, adalah sasaran inti gerakan perubahan sosial budaya dan kultur masyarakat Indonesia, agar tak lagi melihat korupsi sebagai hal biasa yang dilakukan dalam setiap tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di republik ini.

Anak-anak yang memiliki ruh antikorupsi dalam jiwa dan raganya, memiliki peran sentral membangun budaya antikorupsi, dengan menjadi influencer antikorupsi untuk mempengaruhi...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement