Ahad 11 Jul 2021 20:52 WIB

Pemerintah Buka Kesempatan Diaspora Bantu Tangani Covid-19

Kesempatan untuk dokter diaspora upaya menambah tenaga kesehatan Indonesia.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Pemerintah membuka kesempatan bagi dokter diaspora Indonesia yang tersebar di seluruh dunia untuk membantu dalam penanganan Covid-19. Hal ini upaya menambah kebutuhan tenaga kesehatan Indonesia. (Foto ilustrasi: petugas kesehatan membawa pasien Covid-19)
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pemerintah membuka kesempatan bagi dokter diaspora Indonesia yang tersebar di seluruh dunia untuk membantu dalam penanganan Covid-19. Hal ini upaya menambah kebutuhan tenaga kesehatan Indonesia. (Foto ilustrasi: petugas kesehatan membawa pasien Covid-19)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah membuka kesempatan bagi dokter diaspora Indonesia yang tersebar di seluruh dunia untuk membantu dalam penanganan Covid-19. Hal ini upaya menambah kebutuhan tenaga kesehatan Indonesia.

"Selain dokter dalam negeri, dibuka juga kesempatan untuk dokter diaspora yang ingin mengabdi, untuk itu bagi warga diaspora di seluruh dunia, indonesia memanggil bakti dan  sumbangsih anda kepada sesama saudara sebangsa, kami nantikan," ujar Juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika Dedy Permadi dalam keterangan pers harian PPKM Darurat, Ahad (11/7).

Baca Juga

Dia menambahkan Indonesia memanggil para warga diaspora Indonesia yang berada di seluruh dunia sebagai tenaga kesehatan untuk mengabdi dan membantu penanganan Covid-19 di Tanah Air. "Untuk itu bagi warga diaspora Indonesia di seluruh dunia, Indonesia memanggil. Bakti dan sumbangsih Anda kepada sesama saudara sebangsa kami nantikan," katanya.

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan juga, Dedy mengatakan, koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat telah berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi guna kebutuhan sumber daya manusia tenaga kesehatan. Yakni, merekrut mahasiswa kedokteran tingkat akhir.

Ini sejalan dengan rencana Pemerintah yang akan mengkonversi tempat tidur RS menjadi RS khusus Covid-19 maupun konversi asrama, rusun dan wisma menjadi rumah sakit lapangan. "Koordinator PPKM Darurat Menko Marvest telah berkoordinasi dengan mendikbud untuk pelibatan mahasiswa kedokteran tingkat akhir," katanya.

Dedy mengungkapkan, pemerintah sedang mempercepat proses konversi tempat tidur rumah sakit (RS) untuk perawatan pasien Covid-19. Salah satunya, dengan meningkatkan dan memperbaiki fasilitas di RS yang akan dikonversi.

"Pemerintah mentargetkan konversi tempat tdur RS untuk pasien Covid-19 sebesar 40 persen, untuk itu KemenPUPR sedang membantu meningkatkan dan perbaikan fasilitas di RS-RS tersebut demi percepatan program konversi," ujarnya.

Dedy mengatakan, konversi tempat tidur RS merupakan antisipasi dari penambahan kasus Covid-19 yang terus meninggi beberapa pekan terakhir. Selain konversi tempat tidur RS, strategi antisipasi lainnya adalah mengubah sarana seperti rumah susun, wisma, asrama haji dan asrama TNI/Polri untuk menjadi rumah sakit lapangan atau rumah sakit darurat khusus Covid-19. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement