Sabtu 10 Jul 2021 02:04 WIB

SOS Minta Pemerintah Tanggung Jawab atas Wafatnya Nakes

SOS nilai wafatnya ratusan nakes bisa dicegah bila Pemerintah serius lindungi mereka

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah tenaga kesehatan membawa lilin untuk memberi penghormatan terakhir kepada mendiang Liza Putri Noviana di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Koalisi SOS Nakes yang merupakan gabungan dari Public Virtue Research Institute (PVRI), Amnesty International Indonesia, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), dan Kawal COVID-19 meminta agar pemerintah bertanggung jawab atas kematian tenaga kesehatan di era pandemi.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Sejumlah tenaga kesehatan membawa lilin untuk memberi penghormatan terakhir kepada mendiang Liza Putri Noviana di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Koalisi SOS Nakes yang merupakan gabungan dari Public Virtue Research Institute (PVRI), Amnesty International Indonesia, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), dan Kawal COVID-19 meminta agar pemerintah bertanggung jawab atas kematian tenaga kesehatan di era pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Koalisi SOS Nakes yang merupakan gabungan dari Public Virtue Research Institute (PVRI), Amnesty International Indonesia, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), dan Kawal COVID-19 meminta agar pemerintah bertanggung jawab atas kematian tenaga kesehatan di era pandemi.

Kebijakan PPKM darurat yang terlambat membuat Indonesia mencetak rekor angka positif baru setiap hari. "Kami menyesalkan bertambahnya kematian nakes. Seharusnya itu bisa dicegah jika pemerintah serius melindungi mereka,” kata Direktur Program di PVRI Miya Irawati dalam keterangan tertulis, Jumat (9/7).

Baca Juga

Miya menjelaskan, kondisi Indonesia seharusnya tidak akan sampai separah saat ini. Bila, pemerintah tidak mengesampingkan kesehatan dan keselamatan sejak awal.

"Konsekuensi kebijakan yang mementingkan ekonomi dan mengesampingkan kesehatan dan keselamatan sejak awal. Jika penanganan virus gagal, semua prioritas ekonomi pasti sia-sia. Perhatikanlah seluruh warga, jangan ada perlakuan istimewa bagi kalangan tertentu. Utamakan warga miskin,” tuturnya. 

Di kesempatan yang sama, Manajer Kampanye Amnesty International Indonesia Nurina Savitri  meminta perhatian pemerintah untuk melindungi tenaga kesehatan. “Kami mendesak presiden untuk menghormati kerja para tenaga kesehatan, menjamin perlindungan mereka dan keluarga, sehingga tidak ada lagi nakes yang gugur di garda terdepan,” kata Nurina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement