Senin 05 Jul 2021 06:57 WIB

Menkes: Perlu Digitalisasi Data Kesehatan Penumpang Pesawat

Kemenkes bekerjasama dengan PT Angkasa Pura I dan II mengintegrasikan data digital

Rep: rahayu subekti/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah calon penumpang berjalan menuju konter validasi dokumen kesehatan di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (18/5/2021). Berdasarkan data pengelola Bandara Soekarno Hatta pada hari pertama pasca larangan mudik, tercatat ada sebanyak 76.942 pergerakan penumpang dan ada sebanyak 651 pergerakan pesawat baik datang maupun pergi melalui Bandara Soekarno Hatta.
Foto: Antara/Fauzan
Sejumlah calon penumpang berjalan menuju konter validasi dokumen kesehatan di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (18/5/2021). Berdasarkan data pengelola Bandara Soekarno Hatta pada hari pertama pasca larangan mudik, tercatat ada sebanyak 76.942 pergerakan penumpang dan ada sebanyak 651 pergerakan pesawat baik datang maupun pergi melalui Bandara Soekarno Hatta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah akan menerapkan digitalisasi data kesehatan penumpang pesawat menyusul penerapan PPKM darurat yang dimulai sejak 3 Juli 2021. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan hal tersebut dilakukan dengan mengintegrasikan data kesehatan penumpang baik sertifikasi vaksin atau hasil tes PCR dan antigen. 

"Kami Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendapatkan masukan dari maskapai dan operator bandara agar prosesnya disederhanakan kalau bisa dibuat digital agar tidak ada pemalsuan," kata Budi dalam konferensi video, Ahad (4/7) malam. 

Untuk itu, Budi mengatakan Kemenkes bekerja sama dengan PT Angkasa Pura (AP) I dan II untuk melakukan pilot project integrasi digital data tersebut. Dia menuturkan, pilot project tersebut dilakukan mulai hari ini (5/7).  "Pilot project dilakukan untuk perjalanan Jakarta-Bali dan Bali-Jakarta bahwa sertifikat vaksinasi dan PCR ini bisa setara digital," tutur Budi. 

Melalui aplikasi Peduli Lindungi, Budi mengatakan data yang ada di Kemenkes dibuka dan dihubungkan dengan data yang dimiliki AP I dan AP II. Sehingga, kata Budi, check in di bandara AP I dan AP II bisa menggunakan QR Code yang ada di dalam aplikasi Peduli Lindungi. 

"Nanti bisa dicek oleh sistem apakah PCR nya ada laporannya, dari 743 lab sudah terkoneksi di Kemenkes. Diharapkan bisa efisien, cepat, dan lebih aman dari pemalsuan," ungkap Budi. 

Jika pilot project tersebut berhasil, Budi mengharapkan nantinya aplikasi Peduli Lindungi bisa untuk check in penumpang pesawat. Selain itu juga dapat digunakan untuk penerapan protokol kesehatan di tempat publik lainnya. 

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan upaya peningkatan pelayanan selaku dikoordinasikan agarlebih cepat dan mudah. "Mari kita gunakan ini untuk di awal kita gunakan di Bandara Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai Bali," kata Budi Karya dalam kesempatan yang sama. 

Budi Karya mengharapkan integrasi digital tersebut dapat memperkuat pelaksanaan PPKM darurat. Budi Karya menilai, pengecekan surat kesehatan perlu diperketat dalam kondisi saat ini untuk memastikan penumpang pesawat dalam keadaan sehat. 

"Untuk itu, integrasi penting. Selama ini penumpang sebelum berangkat melakukan cek PCR atau antigen dan menunjukkan surat keterangannya dengan hard copy dan menimbulkan antrean, belum lagi pemalsuan," ungkap Budi Karya. 

Budi Karya mengharapkan integrasi tersebut nantinya tidak menimbulkan antrean di bandara. Selain itu juga dapat mencegah pemalsuan surat kesehatan. Rahayu Subekti

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement