Kamis 01 Jul 2021 12:00 WIB

Dinas PUPR Antisipasi Banjir pada Musim Kemarau Basah

Perlu diantisipasi curah hujan yang dominan di wilayah timur Kota Tangerang.

Rep: Eva Rianti/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Dinas PUPR Kota Tangerang Decky Priambodo bersama Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah meninjau tanggul buatan untuk mengantisipasi banjir di Kota Tangerang, Banten.
Foto: Dok Pemkot Tangerang
Kepala Dinas PUPR Kota Tangerang Decky Priambodo bersama Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah meninjau tanggul buatan untuk mengantisipasi banjir di Kota Tangerang, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang mengoptimalisasi upaya antisipasi adanya genangan ataupun banjir pada musim kemarau basah yang terjadi saat ini. Kepala Dinas PUPR Kota Tangerang Decky Priambodo mengatakan, wilayah timur Kota Tangerang menjadi lokasi prioritas dari kegiatan pemeliharaan.

Dia menyebut, Dinas PUPR setiap musim kemarau selalu melakukan normalisasi di berbagai titik. Tujuannya agar nanti saat musim hujan datang air dapat mengalir dengan lancar dan ditampung di embung ataupun situ.

"Namun, karena saat ini terjadi kemarau basah, dan kalau saat ini kita lihat curah hujan dominan di wilayah timur, kita beralih konsentrasi dan menjadikan wilayah tersebut menjadi prioritas kegiatan pemeliharaan," ujar Decky di Kota Tangerang, Banten, Rabu (30/6).

Selain normalisasi yang dialihkan untuk pemeliharaan, Decky menyebut, pihaknya juga mengambil upaya preventif. Di antaranya, melakukan pompanisasi terhadap 11 tandon dari 23 tandon yang ada serta penggunaan alat berat di delapan titik kali atau sungai.

Selain itu, juga dilakukan pemeliharaan pintu air di tiga wilayah barat, tengah, dan timur. Menurut Decky, seluruh kegiatan itu tersebar merata di Kota Tangerang.

"Cuma memang khusus alat berat kita gunakan agak lama di titik tersebut, mengingat mobilitas yang cukup sulit. Dan untuk pintu air dengan total 341 unit, setiap hari selalu kita coba gunakan agar saat dibutuhkan dapat bekerja secara optimal," jelasnya.

Seiring dengan kondisi anomali cuaca yang terjadi, kata Decky, petugas terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk menentukan langkah mengantisipasi hujan deras. Langkah itu agar penanganan terhadap laporan warga bisa ditangani secara sigap.

"Ketika ada laporan yang masuk, langsung kita koordinasikan dan lakukan penanganan sesegera mungkin, misalnya ada genangan, yang kita lakukan turun ke lapangan dan mengecek masalahnya. Lalu, setelah genangan surut kita lakukan pengecekan lagi karena biasanya banyak sampah dan lumpur,” terang Decky.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement