Sabtu 26 Jun 2021 16:02 WIB

Bingung Pilih Obat Hingga IGD Dadakan Rumah Isolasi Mandiri

Banyak dari mereka yang belum begitu paham prosedur isolasi mandiri di rumah.

Sejumlah pasien beristirahat didalam tenda darurat RSUD Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (25/6). Puluhan pasien yang dirawat ditenda darurat tersebut belum tentu menderita COVID-19, mereka akan diperiksa lebih dahulu dengan swab PCR sembari dilakukan perawatan. Melonjaknya kasus COVID-19 di Kota Bekasi dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan penuhnya tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit tersebut. Prayogi/Republika
Foto:

Direktur RSUD dr Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi, dr Kusnanto Saidi, MARS mengonfirmasi, pasien di pelataran parkir dikarenakan 30 velbed yang disiapkan di dalam tenda-tenda darurat sudah terisi semuanya. Tiga unit tenda darurat tersebut didirikan sejak Rabu (23/6) sebagai lokasi skrining terhadap pasien yang datang, menyusul ruangan IGD telah dialihfungsikan menjadi ruang rawat inap berkapasitas 100 tempat tidur. Situasi di RSUD merawat sekitar 400 pasien COVID-19.

"Pilihan saat ini hanya dua. Saya paksakan mengeluarkan surat rujukan ke RSUD menempati tenda atau saya carikan rumah sakit lain, tapi butuh waktu karena sedang penuh semua," kata Zulkifli menyikapi kondisi Maryono yang sedang terbaring lemah.

Setelah berdialog dengan pengurus RW, diputuskan perawatan Maryono dilakukan di rumah dengan pendampingan petugas dari puskesmas. Dari rekaman video yang dilaporkan keluarga, tampak Maryono terbaring di atas kasur dengan selang oksigen yang menempel di lubang hidung untuk membantu pernapasannya yang sedang sesak. 

Tabung oksigen dipinjam dari tetangga sekitar atas peran ketua RT setempat. Pihak puskesmas telah mengonfirmasi bahwa pasien tersebut positif terinfeksi Covid-19 bersama sang istri serta satu anaknya yang masih usia pelajar berdasarkan hasil tes cepat antigen.

Beberapa jam usai kunjungan petugas puskesmas, istri pasien Turah (59), mengabarkan bahwa Maryono sudah tidak bernapas. Persoalan muncul saat tidak ada warga yang berani mendekat untuk menolong karena takut tertular. 

Bahkan, pihak Puskesmas pun sedang kekurangan petugas untuk memastikan kondisi pasien di rumah. "Kami dipandu petugas Puskesmas agar menunggu selama empat jam ke depan. Bila memang kondisi tubuh dingin dan masih tidak bernapas, baru dinyatakan pasien ini telah meninggal," kata tetangga Maryono, Iwan Kariem (45).

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement