REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan kasus positif Covid-19 di Indonesia pascalibur Idul Fitri semakin tak terkendali. Setelah mencatatkan rekor tertingginya dalam beberapa hari terakhir ini, kasus harian pada Kamis (24/6) kembali menembus angka tertinggi selama pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia.
Dari data Kementerian Kesehatan, kasus positif baru bahkan mencapai 20.574. Dengan demikian, total kumulatif kasus positif di Indonesia telah mencapai 2.053.995 orang. Tingginya kasus yang ditemukan pada hari ini setelah dilakukan pemeriksaan terhadap 136.896 spesimen.
Dari data tersebut juga dilaporkan kasus aktif di Indonesia telah mencapai 171.542 orang. Sedangkan jumlah kasus meninggal harian dalam 24 jam terakhir ini juga melonjak tajam. Sebanyak 355 kasus meninggal dilaporkan hari ini dan menjadikan total kasus meninggal mencapai sebanyak 55.949 orang.
Sementara, kasus sembuh bertambah 9.201 orang sehingga total kasus sembuh di Indonesia mencapai 1.826.504 orang. Kasus suspek yang masih dalam pemantauan tercatat 126.696 orang. Penambahan angka kasus positif yang semakin melonjak tajam ini harus diwaspadai oleh semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat.
Kenaikan tertinggi yang terjadi selama pandemi melanda Indonesia ini akan semakin menambah angka keterisian tempat tidur isolasi dan juga beban penanganan di rumah sakit. Lonjakan kasus yang sangat tajam ini sebelumnya membuat sejumlah kalangan mendesak agar pemerintah memberlakukan lockdown.
Meskipun begitu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan akan tetap melanjutkan pelaksanaan kebijakan PPKM mikro di berbagai daerah di Indonesia. Ia menginstruksikan agar kepala daerah mempertajam implementasi dari kebijakan ini sehingga laju penularan kasus dapat ditekan.
Jokowi beralasan, PPKM mikro masih menjadi kebijakan paling tepat saat ini karena dinilai dapat mengendalikan penularan wabah Covid-19 tanpa mematikan ekonomi rakyat. "Jika PPKM mikro terimplementasi dengan baik, tindakan-tindakan di lapangan yang terus diperkuat, semestinya laju kasus bisa terkendali. Persoalannya, PPKM mikro saat ini belum menyeluruh dan masih sporadis di beberapa tempat," ujar Jokowi dalam pernyataannya, Rabu (23/6).