Senin 21 Jun 2021 19:00 WIB

Kasus Covid Meroket, Jokowi: Kita Harus Bekerja Lebih Keras

Pemerintah mengandalkan PPKM mikro dan vaksinasi untuk menekan penularan Covid-19.

Rep: Sapto Andika Candra, Haura Hafizhah/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan, pemerintah perlu bekerja lebih keras dalam mengendalikan pandemi Covid-19 di Tanah Air. Alasannya, lonjakan kasus terjadi di sejumlah daerah dan perlu penanganan ekstra.

Dalam unggahannya di akun media sosial, Jokowi menyampaikan, ada dua jurus yang dilakukan pemerintah untuk menekan lonjakan kasus saat ini. Pertama, pelaksanaan PPKM mikro yang membatasi aktivitas masyarakat. Kedua, program vaksinasi Covid-19 yang dikebut demi mencapai kekebalan komunitas terhadap infeksi virus corona.

Baca Juga

"Lonjakan kasus penularan Covid-19 yang terjadi di beberapa daerah, membuat kita harus bekerja lebih keras lagi untuk mengendalikan pandemi ini," kata Jokowi, Senin (21/6).

Laju vaksinasi tertinggi yang pernah tercapai, ujar presiden, adalah 716 ribu dosis per hari. Ia pun yakin target 1 juta dosis vaksin Covid-19 pe hari bisa tercapai dalam waktu dekat.

"Dengan koordinasi dan kerja sama yan baik antara Kementerian Kesehatan, TNI, Polri, dan pemda, target tersebut tentu akan kita capai," kata presiden.

Hingga saat ini, pemerintah telah menerima lebih dari 107 juta dosis vaksin dari Sinovac, Astrazeneca, dan Sinopharm. Angka tersebut adalah sebagian dari total 426,8 juta dosis vaksin Covid-19 yang sudah dipesan Pemerintah Indonesia. Pengadaannya pun dilakukan dengan berbagai skema, mulai dari pendekatan bilateral hingga multilateral.

"Seraya berupaya mempercepat program vaksinasi nasional, pemerintah berharap masyarakat menaati protokol kesehatan secara ketat dan disiplin. Jangan pernah lali memakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan," kata Jokowi.

 

Sebagai informasi, angka penambahan kasus Covid-19 harian kembali pecah rekor. Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan ada 14.536 kasus baru pada Senin (21/6). Angka ini sekaligus tertinggi sepanjang pandemi melanda Indonesia, sejak Maret 2020 lalu.

Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, pemerintah harus tetapkan lockdown selama dua pekan untuk memperlambat penyebaran virus Covid-19. Ia juga mengingatkan positivity rate Covid-19 di Indonesia sudah hampir 40 persen.

"Saran saya. Lebih bijaksana bagi Indonesia untuk terapkan lockdown selama dua minggu. Untuk apa? Memperlambat penyebaran, meratakan kurva, menyelamatkan fasilitas kesehatan, dan yang pamungkas menahan situasi pandemi jadi ekstrem yang akan membahayakan lebih banyak nyawa," katanya dalam cuitan di akun Twitter miliknya, Senin (21/6).

Kemudian, ia melanjutkan setiap hari terdapat orang-orang yang bertaruh nyawa di rumah sakit. Masyarakat harus sadar dan merenungkan hal ini agar tetap laksanakan protokol kesehatan (prokes).

"Masih saja ada yang menggelar pesta nikah atau sunat putranya ketika positivity rate hampir mendekati 40 persen, yang notabene tinggi juga. Sedangkan banyak orang yang bertaruh nyawa di rumah sakit. Mari kami renungkan," kata dia.

photo
Infografis angka kesembuhan menurun namun kasus positif melonjak - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement